Namunsaat cintanya terbalas, ia dihadapkan pada dua pilihan. Menerima cinta pemimpin geng yang tinggal bersamanya atau lari bersama Willy. Di lain pihak, Willy sendiri belum yakin apakah ia jatuh cinta pada seoarng gadis yang sudah terjebak hubungan bebas seperti Joy. More book description. 144 pages, Paperback.

Fredy S. Foto Dokumentasi Keluarga. PEMBACA novel populer era 1980 hingga 1990-an tentu tak asing lagi dengan nama Fredy Siswanto atau kerap ditulis Fredy S. Dia penulis produktif di masanya. Novel-novelnya laku keras. Bahkan masih beredar hingga kini. Namun sosoknya dianggap misterius. Siapa dia sebenarnya? Nama aslinya Bambang Eko Siswanto. Lahir di Semarang pada 5 Mei 1954. Sebelum menjadi novelis, dia lebih dikenal sebagai komikus. Beberapa komiknya, umumnya bergenre roman percintaan, terbit. Antara lain Gema Tangismu, Karang Tajam, Segaris Harapan, Kepergian Seorang Kekasih, Lagu Sendu, Selembut Sutra, dan Pengorbanan Ibu. Komik tak mengangkat namanya. Maka, dia mencari penghasilan lain sebagai pelukis poster film. Dia juga sempat menulis beberapa cerita silat seperti serial Retno Wulan dan Pendekar Gagak Rimang dan jadi wartawan sebelum berkiprah sebagai penulis novel populer. Fredy S penulis produktif. Karyanya ratusan judul, diterbitkan di Indonesia maupun di Malaysia dan Singapura. Sebulan dia bisa menghasilkan dua hingga tiga judul novel. Fredy S menyebut dirinya sebagai “sastrawan kaki lima”. Saking tenar, namanya kerap dicatut, atas seizinnya maupun tidak, untuk novel-novel lainnya. Namun namanya tenggelam oleh ratusan karyanya. Bahkan tak diakui dalam dunia kesusastraan Indonesia. Apresiasi terhadap karya-karya Fredy S pernah coba dituangkan Muhidin M. Dahlan, pegiat Dia bersama teman-temannya menerbitkan buku setebal bantal bertajuk Seratus Buku Sastra Indonesia yang Patut Dibaca Sebelum Dikubur. Karya-karya yang terpilih diresensi, biografi pengarangnya diulas. Bila jeli, tak ada nomor urut 32 di buku setebal 1001 halaman itu. “Ini sebetulnya template yang disiapkan buat Fredy S.,” kata Muhidin M. Dahlan. Namun, karena tak berhasil menelisik sosok Fredy S, ruang itu dibiarkan kosong. Fredy S tak tergantikan. Bagi Muhidin dkk, Fredy S dan novel-novelnya adalah bintang di masa keemasan kedua “sastra picisan” pada 1980-an. Fredy S adalah penanda zaman. Debut Fredy S sebagai novelis mendapat sambutan hangat. Novel pertamanya Senyummu Adalah Tangisku terbit 1978 diangkat ke layar lebar. Tak tanggung-tanggung lakon yang membintanginya sederet artis papan atas Soekarno M. Noor, Rano Karno, Anita Carolina, dan Farida Pasha. Setahun kemudian, novelnya Sejuta Serat Sutera juga difilmkan. Bintangnya Rudi Salam dan Tanty Josepha. Dari sinilah, Fredy S terjun ke dunia sinematografi, dari penulis skenario hingga jadi asisten sutradara. Ketika televisi swasta mulai berkecambah dan produksi sinema elektronik sinetron mendapat tempat, Fredy S tak mau ketinggalan. Dia menyutradarai beberapa sinetron melalui berbagai rumah produksi. Antara lain Fatamorgana 1995 dan Bukan Sekedar Sandiwara 1997. “Bila di film kurang menonjol, Fredy S mencetak prestasi lumayan waktu pindah ke layar kaca,” tulis Apa Siapa Orang Film Indonesia, yang diterbitkan Direktorat Pembinaan Film dan Rekaman Video Departemen Penerangan. Karya terakhirnya adalah sinetron Jelangkung 2 produksi PT Virgo Putra Film, yang tayang di RCTI tahun 2002. Karena terserang stroke, dia terpaksa meninggalkan dunia film dan sinetron. Bahkan, sekalipun sempat kembali menulis novel, Fredy S akhirnya tutup buku dengan novel populer. Fredy S menghabiskan hari tuanya di rumah istri pertamanya di Bintara, Bekasi, sampai meninggal dunia pada 24 Januari 2015.* Baca laporan khusus Fredy S di Historia Premium Mengukir Nama di Ladang Cinta Hikayat Roman Sepicis Cerita di Balik Nama Fredy S Menggoreskan Nama di Sinema Satu Cinta Tiga Wanita
NickCarter: BAYANGAN MAUT DI BERLIN. Home → Forum → Komentar Bacaan → Nick Carter: BAYANGAN MAUT DI BERLIN. Komentar untuk Nick Carter: BAYANGAN MAUT DI BERLIN. 12 balasan. 239 kali dibaca. #1. azis4215 12 Januari 2014 jam 12:34am.

FREDY S. CINTA YANG TERENGGUT Cerita ini adalah fiktif, bila ada persamaan nama, tempat maupun peristiwa, itu hanyalah kebetulan belaka, dan tidak bermaksud menyinggung siapapun. Bagian 4 PUKUL lima sore. Tubuh Annete dihempaskan ke tempat duduknya dan kakinya diselonjorkan. Hari ini kegiatannya amat padat, tidak berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Annete harus mendampingi anak buahnya mengunjungi pelanggan mereka dan mengevaluasi kegiatan yang sudah mereka lakukan. Sekarang wanita itu terduduk keletihan. Belum bisa beranjak dari ruang kerjanya menunggu laporan-laporan anak buahnya yang baru kembali sore hari. “Selamat sore!” Sapa Reza setelah seorang karyawan Annete mempersilahkannya masuk k eruang kerja Annete. Annete melempar senyum dan mengisyaratkan Reza untuk duduk. Berbeda dengan penampilannya yang sudah tak karuan, Reza tampil menawan meski seharian bekerja dikantornya. “Terimakasih, kau masih mau mampir”. Kata Annete dengan tertawa. Hubungan mereka yang semakin erat memungkinkan ke akraban itu berkembang dalam komunikasi mereka. “Kebetulan rumahku searah dengan kantormu, apa salahnya aku mampir”. Jawabnya ramah. Karyawan yang membawakan minuman dihadiahkan ucapan terimakasih. Baru saja Annete ingin bertanya dimanakah alamat rumah Reza, telepon berdering. “Hallo? Ya, Saya sendiri. Ooh! Kamu Dani, Ada apa? Haaah!? Apa? Ya kenapa..? Jadi kamu sudah bilang pada mereka? Apa reaksi mereka? Begitu..? Ya sudah, jangan cerita macam-macam sama Opa dan Oma mu ya. Ya sebentar lagi Mama Pulang” Annete meletakkan teleponnya. Ditariknya nafas panjang sebelum Reza meliriknya. “Silahkan minum Rez”. Ucap Annete yang tidak ada hubungannya dengan hasil pembicaraannyalewat telepon, padahal Reza menangkap ada yang kekuatiran dalam suara Annete. “Kau mau pulang? Ku antarkan ya?” “Terimakasih Rez, biarlah aku pulang naik taksi, masakah aku harus sering-sering kau antar pulang? Kalau kau antarkan aku ke supermarket ya boleh-boleh saja. Tapi kalau untuk pulang, nanti aku ke enakkan kau antar..haha..ha..”. “Ah..tak apa-apa Ann, aku antar ya?” Desak Reza tak menyerah. “Kebetulan Papa mau berkenalan denganmu, Tapi kau siap tidak?” “Kenapa tidak?” “Oke! Kalu begitu”. Jawab Annete ringan. Dikemasi barang-baarangnya. Hanya sebentar saja mereka berdua beriringan keluar kantor Annete, “Aku tak yakin rumahku searah dengan rumahmu, kalau rumahmu sudah searah dengan kantorku. Letaka kantor dan rumahku kan dari ujung ke ujung”. Ucapan Annete ditanggapi Reza dengan senyum simpul.. Ketika Annete melirik Reza, Laki-laki itu tersipu dipergoki sedang meliriknya pula. Hati Annete berdesir aneh. Ugh! Ada apa nih? “Ann.. Annete ..” Panggil Reza berulang-ulang. Annete yang sudah menyandarkan ke belakang baru menangkap suara panggilan Reza yang duduk dibalik kemudi. “Ohh! Eh! Ada apa?” Tanyanya begitu rikuh. Kali ini Reza lah yang memergokinya sedang melamun, padahal mereka baru saja masuk kedalam mobil. “Ah.. kalau kamu asik melamun, sory kubuyarkan”. “Hm.. aku memikirkan Dani”. Kata Annete yang secara tidak langsung yang menyatakan dirinya tidak sembarang melamun sebab isi lamunannya adalah anaknya. “Ya tak apa-apa kamu memikirkan yang lainnya, tak Cuma Dani” Kata Reza menyengat telinga Annete. Dengan cepat kepalanya berpaling, Wajah Reza kedepan dengan tangan memutar kemudinya hanya sekilas dilihatnya. Keburu Annete tersadarkan akan kelakuannya’ dan dikembalikan posisi kepalanya lurus kedepan. Uh, hampir saja Annete lepas kendali, tangannya nyaris terangkat untuk menepuk pangkal tangan lengan Reza yang begitu dekatnya. Dadanya berdesir-desir. Annete kebingungan mendapati perbedaan perasaannya sekarang dibandingkan sebelumnya, ketika merekan bersama-sama keluyuran’ dari supermarket ke supermarket lainnya. Sepanjang perjalanan topik pembicaraan mereka sekitar bisnis Annete. Nada sudara mereka meninggi . Bila membahas kegagalan dan upaya menanggulanginya. Tak sungkan-sungkan Annete membelalakkan matanya atau kadang berdecak kesal. Reza pun berbicara tanpa jeda, selalu mensuport wanita itu. Suaranya berdengung-dengung di telinga Annete. Itulah yang terjadi sebelumnya. Sekarang jauh berbeda. Mungkinkah karena terpengaruh keberhasilan mereka? Permintaan yang mulai menumpuk dan kesulitan-kesulitan yang tertanggulangi seakan meredakan emosi den ketegangan mereka. Karena itukan hatinya berubah? Desirannya mengingatkan masa lalunya ketika ia jatuh cinta pada Faisal. Astaga! Annete kaget sendiri menyadari kesamaan itu. Apakah dia.. Ohh! Idak bole! Dia tidak boleh berperasaan macam-maca, dia harus berkonsentrasi memusatkan perhatinnya pada tugas dan tanggung jawabnya. “Aduh! Apa-apaan! Teriak Reza dengan mendadak menginjak Rem. Sekonyong-konyong sebuah mobil berkecepatan tinggi dari arah berlawanan membelok sedemikian rupa nyaris menyenggol moncong mobil Reza kalau ia tidaka maenginjak Rem pada saat saling menentukan. “Aduh, mau apa mereka?” Tanya Annete melihat dua orang turun dari mobil yang hampir mencelakakan mereka. “Kurang ajar, sudah bersalah, eh sok jagoan! Rutuk Reza. “Jangan turun rez. Jangan layani mereka”. Kata Annete menyarankan. Nampaknya sarannya sia-sia belaka. Reza sudah berang, tangannya membuka pintu mobil siap menghadapi orang-orang yang disebutkannya jagoan. Dari dalam mobil Annete ketakukan menyaksikan pertengkaran mulut antara Reza dan dua orang lawannya. Meski dalam ketakukan, Annete sempat menurunkan kaca mobil dan menyarankan Reza untuk kembali kedalam mobil, tapi sayang peringatannya tidak digubris sama sekali. Ketika Annete menyaksikan seorang diantara lawan Reza melayangkan sebuah pukulan cukup telak, tubuh Reza menjadi limbung, Annete berteriak sekuaat-kuatnya meminta pertolongan. Bayangan gerakan tangan-tangan lawan Reza berkelabatan dimatanya, terlihat pula seorang lawan menendang Reza hingga sejajar di trotoar. Annete memencet klakson hingga lawan-lawan Reza berlarian kabur. “Ohh! Reza!” Pekik Annete dengan perasaan tak terperikan. Dia meloncat keluar mendekati tubuh Reza di trotoar. Pejalan kaki yang malihat insiden itu dena mendangar klakson yang dibunyi-bunyikan, merubunginya. Beberapa orang membantu memapah Reza ke dalam mobil sambil mengecam tidakan biadab itu. Setelah Reza direbahkan di jok belakang Annete kebingungan sendiri karena ia tak dapat menyetir. Untunglah di antara penolong ada yang berinisiatif menawarkan bantuannya mengemudikan mobil Reza ke rumah Annete. Sungguh Annete amat bersuykur mendapatkan bala bantuan yang amat tulus dari orang-orang yang tidak dikenalnya. Kepulangannya dengan membawa Reza yang masih pingsan, menggempurkan seisi rumahnya. Baik orang tuanya, Dani dan pembantunya beramai-ramai mengerumuni Reza yang dibaringka di sofa. Orang yang menolong annete berpamitan setelah sekeluarga menyampaikan ucapan terimakasih atas pertolongannya. “Sayang sekali orang-orang disekitar kejadian itu tidak semapt mencatat nomor plat mobilnya Pak”. Cetus orang yang menolong Annete. Ayah Annete hanya tersenyum kecut, langkahnya mengiringi kepergian si penolong. “Tak apalah Bung, kami jadikan insidan ini sebagai pelajaran dan para pelakuknya kelak akan mendapatkan ganjaran setimpal”. Ucap Ayah Annete berbesar jiwa. Sepeninggal orang yang menolong Annete, orang tua dan anaknya menanyainya macam-macam. Sadarla Annete akan pentingnya alamat rumah Reza. “Kalau kamu tahu, kamu kan bisa langsung mengantarkan kerumahnya, biar Reza di urus keluarganya. Tidak seperti sekarang, bagaimana kita menghubungi istrinya? Ya. Syukurlah cederanya tidak parah, itu saja yang melegakan papa”. “Apakah kita tak bisa menelpon ke kantornya menanyakan alamat rumah atau nomor teleponnya?” Dani mengusulkan sarannya. “Ya Pa”. “Tak usah, bikin heboh orang sekantor kalau tahu Reza dicelakakan orang”. Cegah Ayahnya Annete membatalkan niat anaknya menelpon ke kantor Reza. “Ambilkan eau de cologne, kita harus menyadarkannya “. Kata Ayah Annete memerintah. Ibu Annete bergerak mengambilkan apa yang diminta suaminya. eau de cologne dihubungkan ke saputangan yang dihirupkan ke hidung Reza. “oohgg! Ohhghh! Oh! Reza berguman tak jelas. Terlihat gerakan kepalanya menandakan ia siuaman setelah menghirup aroma eau de cologne. Tak lama kemudia kelopak matanya terbuka. Ayah Annete mengisyaratkan anaknya untuk berkomunikasi dengan Reza. Rez, ini aku Annete. Syukurlah kamu sudah sadar. Sekarang kamu berada dirumahku. Perkenalkan ini adalah Ibuku, ini Ayahku dan ini Dani, anakku. Sst! Jangan banyak bicara, kamu harus beristirahat. Sebentar lagi kalau tubuhmu sudah mulai membaik, Dani dan Papa akan membawamu ke kamar. Tak apa-apa malam ini kau tidur disini bersama Dani kan? Oya, beritahukan nomor telepon mu, nanti aku akan memberitahukan istrimu”. Tanya Annete pelan-pelan agar dimengerti Reza. Pertanyaan tidak dijawab Reza. Malahan kepalanya digelengkan meski amat lemah. “Sebutkan nomor teleponmu, nanti aku akan telepon istrimu supaya dia tidak kuatir kamu tidak pulang”. “Tak peerlu Ann. Tak ada orang dirumah, kecuali pembantuku”. Katanya menolak. Annete tidak biasa memakasa. “Kalau Reza sudah sadar, kamu madi dan makanlah, biar kami menjaga Reza”. Ibunya mengingatkan Annete untuk memenuhi kebutuhan pribadinya. Dengan perasaan kacau Annete mandi dan makan. Seusai makan, disusulnya Reza yang sudah dipindahkan ke kamar Dani, Didapatinya Reza terbaring lemah dengan mata terkatup. Dani menungguinya sambil membaca buku pelajaran. “Dan, kemapa Oma dan Opa?” “Sudah tidur Ma, baru saja”. “Mereka tanya apa saja pada Om Reza?” “Sama sekali tidak bertanya apa-apa, malahan menyemangati dan menasehati Om Reza untuk makan. Oma yang menyuapi makan, habis separuh piring. Habis itu dia tidur, tapi sebelumnya semapt minta Dani menggosokkan perutnya dengan param kocok”. Annete menarik nafas panjang. Dengan hati-hati ia duduk disisi pembaringan bersisian dengan Dani. “Mama belum sepenuhnya mengerti pembicaraanmu ditelepon Dan. Kamu sudah bilang sama Papa mu dan Reyni akan pindah kemari? Lantas Papa mengizinkan begitu saja Dan?” “Ya Ma, Dani kan yang berkeras merasa tak kerasan lagi tinggal disana!” “Papa mu tidak curiga?” “Oh! Tidak, pasti tidak Ma.” “Lantas mengapa kamu mendadak pindah tanpa brekonsultasi dulu sama Mama?” “Dani perkirakan sendiri waktunya kan sudah memungkinkan. Mama sudah mampu mengatasi persoalan dikantor dan rasanya Dani juga tak perlu berlama-lama memata-matai Papa”. “Darimana kamu tahu mama sudah berhasil mengatasi persoalan dikantor?” “Lho, memangnya belum Ma?” “Jawab dulu pertanyaan Mama. Kamu tahu darimana? Dari Papa?” Dani mengagukkan kepalanya sebagai jawabnya. Annete terdiam merenungi pengakuan anaknya. “Bagaimana bisnis Papa mu Dan?” “Lancar-lancar saja Ma”. Jawab Dani tanpa penjelasan seperti tentang kelancaran yang dimaksudkannya. “Persoalan dikantor Mama bagaimana? Sudah teratasi kan?” Tanyanya penasaran. Annete mengagukkan kepalanya. Ditepuk-tepuknya bahu Dani dengan lembut. “Sekarang kau sudah bersama Mama lagi. Hentikan semua pengamatanmu terhadap Papa mu, Mama ingin kita terlepas dari bayang-bayangnya. Paham kamu Dan?” “Ya Ma, Dani mengerti”. “Bagus! Sekarang jagalah Om Reza baik-baik. Kalau ada yang diminta, tolong kau penuhi ya. Mama mau beristirahat, hari ini capek sekali, apalagi dengan kejadian yang menimpa Om Reza. Ah, mengerikan! Mereka menghakarnya padahal bukan Om Reza yang bersalah”. Ucap Annete dengan kepaala digelengkan. Sesaat Annete teringat perasaan-perasaan ganjilnya tak kala Reza yang terlelap dengan damai. Kelopak mata yang terkatup rapat. Serapat bibirnya. Kepoosan menyelimuti wajahnya. Dan bayangan kejadian mengerikan itu mendesiskana suatu lontaran. “Kasihan..” *** “Dani...” Oh! Om Reza? Ada apa?” Dani yang sedang membenahi buku-buku pelajaran mengangkat wajahnya. Dilihatnya Reza menggerakkan tubuuhnya agar dapat duduk. Dani menghabur membantu rekan bisnis Ibunya itu. “Ah, tak apa Dan, Om bisa duduk, tidak terlalu sakit. Hanya saja, kalau Om kelihatan tak berdaya memang Om sengaja”. “Maksud Om Reza apa? Dani kurang paham Om!” Dani sudah sepenuhnya mencurahkan perhatiannya pada laki-laki yang ada didekatnya, yang malam ini akan tidur sekamar dengannya. Kewaspadaan menghinggapi dirinya karena selain mereka beru berkenalan, baru saja Reza juga mengakui berpura-pura tak berdaya. Apa maksudnya? “Om sudah dengar dari Mama mu kalau kamu ikut Papa mu setelah orang tua mu bercerai. Sebenarnya wajar saja kalau anak laki-laki ikut Ayahnya, berbeda dengan anak perempuan yang pastilah memilih ikut Ibunya ketimbang ikut Ayahnya dan mempunyai Ibu tiri. Om menganggap lumrah kalau tidak karena teleponmu sore tadi, kebetulan Om ada dekat Mama mu dan mendengar jawaban-jawaban Mama mu”. “Lantas?” “Barusan juga Om menguping pembicaraan kalian. Percakapan Om yang membuat Om berpura-pura tidur dihadapan Mama mu”. “Jadi maksud Om apa sebenarnya?” Tanya Dani dengan jengkelnya. “Om ingin bercerita berdua denganmu tentang Ayahmu, Faisal. Pemukulan atas diri Om tadi, sama sekali bukan karena kesalah pahaman kami dijalanan. Faisal lah yang merekayasa kejadian itu dengan menyuruh dua laki-laki itu untuk menghajar Om”. “Bagaimana Om bisa menegatakan Papa yang mengatur pemukulan tadi?” Tanya Dani agak senang. “Karena orang yang memukul On itu mengancam terang-terangan. Kalau Om tetap membantu Mama mu, mereka akan mengadakan perhitungan. Begitulah kejadian sebenarnya Dan. Om tak mau menceritakannya pad Mama mu karena beliau pernah bilang mau melepaskan bayang-bayang Faisal dan sama sekali tak berniat membalas perlakuan curangnya dalam menjegal bisnis Mama mu”. “Ada hal menarik setelah Om tahu ternyata kamu bekerja sama dengan Mama mu dalam mengawasi Papa mu. Tentunya kau tahu Papa mu merencanakan pemukulan tadi Dani?” “Tidak Om Reza. Saya tidak mengetahuinya, kalau saya tahu pasti akan beritahu Mama”. “Jadi benarkah Papa mu mengizinkan kamu pindah kesini tanpa banyak protes? Apakah kamu tidak dipertahankan atau dirayunya untuk tetap bersamanya?” Mata Dani terbelalak. Mulutnya bugkam. Reza tak tahu apa yang sebenarnya dirasakan Dani. Marah, curiga, tak suka ataukah benci? “Dani, kita ini sesama laki-laki. Om yakin Dani sayang sama Mama bukan? Menurut pengamatan Om, dengan adanya ancaman lewat Om barusan, keselamatan Mama mu terancam. Papa mu.. Ah, Om belum pernah ketemu dengan Ayahmu tapi kesannya kok seperti.. Maaf.. seperti Monster. Memang orang tuamu sudah bercerai secara baik-baik, tapi kalau Ayahnya secara serius menjegal bisnis Ibumu, pembantaian ini amat keterlaluan dan tidak manusiawi.” “Cukup Om! Cukup! Jangan dilanjutkan!” Bentak Dani beringas. Reza agak kaget menghadapi reaksi anak itu. Dani berdiri, matanya berkilat-kilat, tangannya dikepalkan kuat-kuat . Dari mulutnya terdengar desisan yang menggetarkan. “Kalau Dani sudah besar, lebih kuat dari sekarang, dia..dia..akan Dani..Ugh! Dani akan balas perlakuan jahatnya sama Mama. Dani benci punya Papa seperti dia”. “Dani, bisik Reza kebingungan. “Om hebat bisa menangkap ketidakbenaran pengakuan Dani pada Mama barusan. Ya, memang benar tidak semudah itu Papa membiarkan Dani pindah kesini dan mengikuti Mama. Dani tahu, Papa tidak akan pernah mengizinkan Dani pergi dari rumahnya setelah Papa dan Mama bercerai dan Mama mengizinkan Dani ikut Papa”. “Jadi, apa yang sebenarnya kau lakukan, Dani?” tanya reza hati-hati. “Tadi pagi Reyni minggat. Papa marah besar. Dan ditanyai macam-macam yang Dani nggak mengerti. Kebetulan ada kejadian itu hingga Dani ikut-ikut minggat dengan alasan Dani akan terlantar kalau Reyni tak ada. Jadi Papa tidak berkutik”. “Ck..ck..ck.. persoalannya semakin kompleks. Eh, mengapa kamu tidak berterus terang pada Mama mu soal minggatnya Ibu tirimu Dan?” “Dani tak mau Mama ikut merisaukan sebab ada kemungkinan Papa yang sakit hati ditinggal Reyni melampiaskan kemarahannya pada Mama, atau kemungkinan lainnya Papa berdaya upaya rujuk kembali dengan Mama. Dua-duanya tak dani suka. Jadi, Dani memilih diam daripada memberitahu Mama mengenai keadaan Papa”. “Bagus itu Dan, kamu pandai menilai situasi. Tapi tidak selamanya kita sembunyikan hal ini, suatu saat Mama mu perlu mengetahuinya agar bila terjadi sesuatu bisa diwaspadai sebelumnya”. “Sekarang, apa rencana Om Reza?” “Belum terpikirkan. Hanya yang pasti bisnis Mama mu harus jalan terus”. “Om tidak bisa tereang-terangan lagi membantu Mama kan? Dani bisa membantu Om dalam menjelaskan pada Mama, bagaimana kalau kita katakan Om sibuk dengan tugas sehari-hari menjelang kepulangan Pak Alam?” Dahi Reza mengernyit. Tangannya menopang dagunya dengan mata menerawang. Perlahan-lahan kepalanya digelengkan. “Kalau Om tidak kelihatan membantu Mama mu, Papa mu akan bersorak kemenangan karena mengetahui nyali Om ciut setelah di ancam. Ah, tidak. Om tidak mau mundur”. “Aduh! Jangan Om,! Papa sekarang pemberang, kalau Om habis dibantainya, dani tidak bisa bayangkan bagaimana sedihnya tante. Dani juga tak mau Om berkorban sejauh itu. “Maksudmu tante siapa Dan?” “Tantenya Om Reza dong, Eh.. maksud Dani istri Om gitu..” “Om tidak punya istri, sudah meninggal dua tahun yang lalu Dan”. “Haaah! Aduh! Maaf, Dani tidak tahu. Dani kira..Ehmm, apakah Om punya anak?” “Ada satu. Perempuan. Sebaya kamu. Dia sedang studi diluar negeri Dan. Kalau anak Om berlibur, pasti akan Om kenalkan”. Dani mengangguk-angguk gembira. Begitulah keduanya bercakap-cakap sampai larut malam. Dari pembicaraan yang satu beralih pada topik lainnya sampai mereka mengantuk dan terlelapkan hampir bersamaan. Bersambung...

Thebody on the t s. Ps4 surface pro di setiap selalu ada cinta. Osteoporosis marissa, jeremy and the reproduction of daily life wordpress. S fredy gaap novel marissa karya fredy s. Novel tante marisa fredy s book. Baca novel tante fredy s, s mungkin nama bukan asing khususnya bagi yang hot. Kapanlagicom say goodbye to march and please welcome
FREDY S. CINTA YANG TERENGGUT Cerita ini adalah fiktif, bila ada persamaan nama, tempat maupun peristiwa, itu hanyalah kebetulan belaka, dan tidak bermaksud menyinggung siapapun. Bagian 1 “Keluyuran kemana saja kamu Dani? Sore begini baru pulang. Tegur Annnete kepada anak semata wayangnya. Dani tidak menjawab, Tas punggungnya dilemparkan bersamaan dengan dihempaskan tubuhnya ke sofa. Sikapnya itu mengundang tanda tanya Ibunya, apa yang sudah terjadi dengan remaja berusia lima belas tahun itu? “Dani, panggil Annete memancing jawaban atau penjelasan anaknya perihal keterlambatanya. Nampak seragam sekolahnya sudah lecek, wajahnya begitu muram dengan dengan bibir yang merengut. Garis-garis wajahnya tertarik kebawah. Ah, jelek sekali Dani-nya yang biasa ceria dan lincah “Dani habis dari rumah pacar Papa.” Kata-kata itu diucapkan dengan nada menyentak, bikin Annete kaget. Dahinya mengernyit seketika, apakah anak itu bercanda? Sepertinya tidak, Dani kelihatan bersungguh-sungguh dengan ekspresi wajah dan suara ketusnya. “Dani.. Dani.. Ngomong apa kamu? Pulang-pulang meracau begini? Sudahlah, mandi sana biar tubuhmu segar. Lantas makanlah, Mama sudah sediakan di meja.” “Aduh! Mama kok mengurusi tetek bengek hal-hal sepele seperti itu? Dengar Ma, Papa punya pacar, apakah Mama tidak terancam?” “Kamu dengar dari siapa tentang hal itu Dan?. Tanya Annete. “Jadi? Mama sudah tahu?” Dani balik bertanya dengan penuh minat. “Eeh.. malah balik tanya kamu Dan. Jawablah dulu pertanyaan Mama, dari siapa kamu dengar berita itu?” “Dani tidak dengar dari siapa-siapa kok, Dani lihat dengan mata kepala sendiri,” katanya mantap. Lalu dijelaskan apa saja yang diketahuinya dan bagaimana pula ia dapat mengetahui skandal Ayahnya sendiri. Suatu saat teman Dani mengajaknya bertandang ke rumah gadis remaja yang ditaksirnya. Sebenarnya Dani enggan menemani temannya, sebab ia tak mau menjadi kambing congek belaka. Tapi dengan gigihnya sang teman memaksa, alhasil Dani mendampinginya. Kejadian itulah yang membuatnya tidak sengaja memergoki Ayahnya berpacaran dengan tetangga gadis yang ditaksirnya. Ketika Dani dan temannya berniat pulang, mereka melihat Ayah Dani turun dari sebuah taksi dan menemui kekasih gelapnya. Tak ayal lagi, Dani menyelidiki lebih jauh sepak terjang Ayahnya bekerja sama dengan teman-temannya. Cewek yang ditaksir temannya itulah yang memberi banyak informasi penting pada Dani. “Namanya Reyni Ma, usianya sekitar dua puluh limaan, bekerja disebuah show room mobil sebagai pramuniaga, dia tinggal sendirian menyewa rumah itu. “Annete terdiam, sulit untuk dipercayainya, tapi berita itu didapat dari anaknya, jadi? Ya, dia tak punya pilihan lain untuk mempercayai laporan Dani. “Ma, Mama...!” panggil Dani kuatir. “Oh! Apa lagi yang kau ketahui Dan? Ba.. Bagaimana Papa mencari cewek itu?” Tanya Annete mulai gugup. “Teman Dani itu cerita banyak Ma, Papa sering datang siang-siang, Reyni ada dirumah, tidak masuk kerja mungkin membolos. Hmm.. lantas Papa terlihat pergi kalau sudah sore.” “Ohh..Dani! desis Annete dengan suara bergetar. “Mam tidak mengira Papa mu berbuat demikian, Mama tidak tahu. Keluhnya lemah, wajahnya memucat. “Sekarang Mama sudah tahu, Mama harus berbuat sesuatu, jangan biarkan semua itu tetap terjadi. Saran Dani berantusias, Matanya berkilat-kilat seakan akan siap meletupkan emosinya. Apa yang bisa Mama lakukan?” Tanya Annete bagaikan orang linglung. Dani meletakkan gerahamnya. “Mama harus bicara dengan Papa atau.. Mama bicara dengan Reyni?” Dani menyodorrkan dua pilihan kepada Ibunya. “Yaa, Mama harus bicara ,” ujarnya tak berdaya. Dani beringsut mendekatinya dan menyentuh lengannya lembut. Kecintaan dan kasih sayang pada Ibunya ditunjukkan lewat janjinya. “Jangan takut Ma, kalau Mama perlukan bantuan Dani, Dani takkan tinggal diam.” Begitulah janji yang diucapkannya. Annete menatapinya dengan sedih. Suaminya , Faisal seharusnya menjadi pelindung tapi buah hatinya justru tampil sebagai pelindung saat ini. Diliputi keharuan dan kedukaan Annete mengusap rambut anak lelakinya. Tak disangkanya, dalam kemudaan usianya, Dani berpikiran dewasa dan berani melindungi Ibunya, suatu hal yang membuat Annete terenyuh karena sikap Dani yang terpicu kelakuan buruk Ayahnya sendiri. “Dani sayang Mama dana Papa, Dani tak mau Mama terluka karena ulah Papa. Maaf berita yang Dani sampaikan hanya membuat Mama bersedih, makdud Dani kan baik, Dani ingin penyelewengan Papa berakhir,” Katanya perlahan. “Mama tahu itu Dan, sekarang kamu mandilah,” ucapnya berusaha menegarkan dirinya. Sepeninggal Dani, Annete merenung sendirian dengan hati yang sangat kacau. “Mengapa semua ini dapat terjadi? Apakah salahnya? Tujuh belas tahun usia perkawinan mereka, apakah waktu yang cukup panjang menyebabkan Faisal bosan dan mudah berpaling pada wanita lainnya? Dengan hati hancur Annete mengenang kembali segala sesuatu yang bermula dari keindahan. Mereka dipertemukan karena cinta dan bersatu dalam mahligai perkawinan juga karena cinta. Tak sedikit pun Annete memandang rendah Faisal yang begitu bersahaja, baik kehidupan pribadinya, masa depan atupun kepribadiannya. Sebernarnya perbedaan diantara mereka cukup banyak, Annete berasal dari kelurga yang lebih dari mencukupi, sebaliknya dengan Faisal, sehingga orang tua Annete agak ragu menerima lamaran calon suami untuk anaknya. Itulah perbedaan amat menyolok disamping perbedaan lain yang berasal dari hal tersebut. Dengan cinta lah mereka mengatasinya. Tahun–tahun pertama perkawinan mereka amat sulit terutama bagi Faisal beradaptasi dengan kehidupan istrinya. Pada mulanya dia begitu gigih bekerja untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka. Disamping itu Annete tidak di izinkan menikmati kekayaan milik orang tua nya. Tapi keadaan itu hanya bertahan beberapa bulan saja. Baru saja Faisal gagal memenuhi kebutuhan rumah tangganya tapi Annete mati-matian membujuknya untuk memperdalam studinya agar kelak penghasilannya berlipat ganda dan tidak seminim itu. Akhirnya Faisal menurut. Selama Faisal studi, praktis orang tua Annete lah yang menunjang perekonomian keluarga. Makanya Annete memutuskan untk menunda kehamilannya sampai studi Faisal selesai. Dia ingin kelahiran buah hati mereka sepenuhnya menjadi tanggung jawab Faisal. Akhirnya cita-citanya kesampaian juga, betapa bahagia dan bangganya Annete menghadapi kelahiran Dani pada saat Faisal mendapatkan pekerjaan yang cukup baik. Lahirnya Dani menyemarakkan kehidupan merekasebagai suami istri. Kahadiran Dani pun mengubah status Annete dan Faisal, bukan hanya sebatas suami istri saja tapi menjadi Ibu dan Ayah penambahan status itu memberikan tambahan tanggung jawab yang harus mereka emban terhadap Dani, buah hati mereka. Dengan langkah limbung Annete masuk ke dalam kamarnya dan menghapdap cermin besar. Bayangan tubuhnya terpantul disana. Matanya tak berkedip menyaksikan bayangan dirinya. Usianya yang mencapai empat puluhan terasa menguatirkan, usia serawan itu mengundang kerut merut diwajahnya, pengenduran kekencangan kulitnya yang akan memudarkan kecantikannya, dan banyak lagi. Annete tidak mendapat kerutan yang berarti. Tapi hal itu tidak menentramkan hatinya. Penyelwengan Faisal yang dilaporkan Dani begitu mengguncang jiwanya dan melumpuhkan kebahagiannya selama ini. Pengorbanannya tidak berarti apa-apa. Faisal tidak berbeda dengan suami-suami yang menyimpan cintanya pada wanita lain dan menyelubungi perbuatannya dengan sempurna. Begitu sempurna, sampai Annete tidak pernah mencurigainya dan menganggap Faisal amat setia pada dirinya dan kehidupan mereka sekeluarga teramat bahagia. Annete menghela nafas panjang, panjang sekali. Dibalikkannya tubuhnya dan dihempaskannya di atas pembaringan. Ia menangis tersedu-sedu menyesali semua yang teerjadidan tidak mampu di elaknya. Kenyataan itu amat pahit, Faisal menyeleweng. “An.. Kamu kenapa? Sakit?” Faisal bertanya lembut. Annete menahan dirinya untuk tidak menagis dihadapan laki-laki itu. Sekian lama mereka mengarungi bahtera rumah tanggga, Jiwa raga Annete sudah diserahkan sepenuhnya pada suaminya. Cintanya begitu dalam dan sekarang, Ia berhadapan dengan Faisal yang diketahuinya berselingkuh. Annete amat terluka dikhianati orang yang dikasihinya sepenuh hati. “Anne..? “Aku tidak sakit, aku hanya kecapek’an saja”. Jawab Annete dengan suara datar. “Maaf makan malam mu tidak ku temani, tadi aku makan sama Dani. Sambungnya pula. “Tak apa. Kalau kamu capek, beristirahatlah Ann..” kata Faisal beranjak keluar dari kamarnya. Annete berebahkan tubuhnya lebih leluasa karena dikiranya Faisal tidak kembali dalam waktu dekat, tapi beberapa saat kemudian Faisal muncul lagi dengan membawa koran. “Aku juga capek, mau tidur, tapi sebentar lagi lah.. aku sedang ingin membaca koran. Kamu tidak kebaratan lampu dinyalakan?” “Tidak sal.” Jawab Annete singkat. Dipejamkan matanya, dibiarkannya Faisal membaca koran sampai selesai. Pikirannya tetap mengembara kemana-mana. Suasanya hening dan kedekatang fisik mereka membuat Annete ingin bicara mengenai penyelewengan Fasial. Tapi dia ragu-ragu. Dia belum memiliki keberanian, dan kesiapan mental menghadapi reaksi suaminya. Perasaan yang dominan hanyalah rasa sedih dan terluka. Ooh! Teganya Fasial menghianati cintanya yang tulus. Annete meretap dalam hatinya. Perlahan-lahan kelopak matanya terbuka, dilihatnya Faisal masih asik membaca koran. Kepalanya yang tertunduk sebagian terhalang lembaran koran. Annete dapat melihat matanya yang bulat, hidungnya yang mancung, dan garis-garis wajahnya yang begitu kuat. Deg! Jantungnya berdegup keras, ketika ekor mata Fasial mengintai wajahnya. Annete dipergoki sedang meliriknya. “Belum ngantuk Anne..? “Belum.” Jawab Annete agak rikuh. Kelopak matanya terkatupkan lagi. Suasana mejadi hening kembali. Tetapi Annete tergoda untuk bicara, sepertinya waktunya memungkinkan. Faisal takkan lama membaca koran nya, hingga ia berkesempatan membahas penyelewengannya, dan tinggal mengarahkan keberaniannya saja. “Bagaimana pekerjaanmu hari ini sal?” Annte bertanya mengawali bicaranya. “Baik-baik saja. Ya, seperti biasanya cukup sibuk, dan untunglah hari ini tidak ada lembur. “Eh.. Mengapa kau tanyakan itu” kok tumbem?” Faisal mulai mengankat gelagat istrinya, dan Annete juga tegang. “Tadi siang aku menelpon ke kantormu, katanya kau tak ada, sedang keluar, memangnya ada tugas luar sal?” Ooh! Ya, ya ada. Aku menemui seorang relesi karena atasanku berhalangan. Eh ada apa kau menelponku?” Tanya Faisal dengan kelihatan agak gugup meski dapat mengatasi dengan begitu baiknya. “Entahlah .. aku juga tak paham, mengapa tadi siang aku ingin benar menelponmu, hatiku tak enak gitu.” Kata Annete menantukan raksi Faisal. Suaminya tergelak, kelihatan benar menyepelekan perasaannya. Disarankannya Annete untuk tidur. Korannya dilipat dan diletakkan di atas meja, lalu lampu kamarnya dimatikan. “Apakah kamu masuk angin Ann?” Tanya Faisal sambil memyentuh bahu istrinya. “Ah.. tidak sal.” Elak Annete. Dikiranya Faisal menilai ketidak enakan hatinya tadi siang karena gangguan kesehatan tubuhnya. Dugaan Annete keliru. Saat tangan Faisal ter ulur mendekap tubuhnya, disadarilah maksud sebanarnya laki-laki itu dalam menanyakan kesehatan tubuhnya. Annete disergap ketegangan luar biasa saat bibirnya dikecup Faiasal dengan luapan gejolak. Untuk pertama kalinya Annete merasa jijik dan tergesa-gesa mengakhiri kecupan bibir Faisal. “Ooh..! Faisal!” Annete memekik keras. Pekikkan yang berbeda kesannya, bila ia menikmati belaian tangan suaminya. Kedua tangan Annete menarik tangan Faisal yang sudah menyusup kedalam gaun tidurnya. “Sal..! Aku sedan tak ingin! Maaf!” Ucap Annete agak menyentak. Kaget juga Faisal menghadapi reakasi istrinya yang diluar dugaan. Dan seketika Faisal menjauhkan tangannya dari tubuh Annete. “Aku lupa kamu kecapaek’an. Bagaimana kalau kupijiti punggungmu?” Tawarnya manis. Kepala Annete digelangkan perlahan-lahan. “Ohh! Annete? Mengapa?” Tanya Faisal tidak percaya. Yang ditanya bungkam. Hanya sorot matanya yang bersinar aneh. “Baiklah. Baiklah sayang, kamu benar-benar capek, tidurlah”. Bisiknya amat halus didekat telinga Annete. Lantas didekapnya tubuh Annete erat-erat. Tubuhnya yang bergetar dirasakan Annete, Mengisyaratkan kelaki-lakian Faisal malam itu. Biarpun ia mengetahuinya, tunuhnya sendiri tidak merespon apa-apa. Dingin, Pasrah, dan tidak bergeming. Geteran tubuh Faisal menghebat. Tak tertahan lagi, Tangannya menggapai tangan Annete yang dibimbingnya untuk membelainya. Ada waktu bebreapa detik lagi bagi Annete untuk mempertimbangkan, Apakah ia akan memenuhi keinginan Faisal, Ataukah tidak? Sekilas dibanaknya disusupi bayangan Faisal mencumbui wanita lain. Dan ketika Annete menegangkan jari-jemarinya hingga Faisal sulit mendapatkan apa yang di inginkannya. Tangan Annete yang kaku seakan menolak bimbingan tangan Faisal dalam melakukan sesuatu, “Annete..! Mengapa?” Tanya Faisal amat kesal. “Aku tak tahu. Aku tak ingin.” Jawab Annete dengan ketusnya. Faisal menggumam tak jelas. Dengan kesalnya, rangkulan tangannya dilepaskan. Lalu Faisal beranjak keluar kamar, tanpa bicara sepatah kata pun. Annete tercenung. Hanya sebentar saja. Ada suatu pemikiran baru yang mendebarkan hatinya. Faisal begitu marah menghadapi penolakannya. Ternyata laki-laki itu masih membutuhnkan tubuhnya. Hiiih! Annete semakin jijik dan muak menghadapi tipe suami sepertu Faisal. Lantas muncul pemikiran baru yang ingin dicobanya. Dengan wajah menyeringai, Annete mengatur posisi tubuhnya. Dengan sedikit dimiringkan, dan gaun tisurnya disibakkan. Tentu dengan posisi itu pahanya yang mulus dan berisi akan terlihaat menantang kelaki-lakian suamainya. Yah Annete paham benar akan kelemahan Faisal, sekian belas tahun bersuamikan Faisal, dia sudah mengenal kebiasan dan karakter Faisal ditempat tidur. Nah! Beres sudah, Disingkirkan selimutnya jauh-jauh. Dinantikannya Faisal muncul lagi dikamarnya. Dan selama menunggu, Annete tidak mengubah posisi tubuhnya. Biarpun dia sudah pegal Faisal belum muncul juga. Lama kelamaan Annete bosan. Kantuk mulai menyerang dirinya. Entah berapa lama ia terlelapkan. Tahu-tahu Annete merasa tubuhnya diobrak-abrik. Begitu panaik dan ngerinya Annete terjaga karena perlakuan kasar Faisal. Tubuhnya digerayangi sedemikian kasarnya. Bibirnya disergap dan dilumat dengan bernafsunya. Tanpa sadar Annete meronta dan melepaskan bibir Faisal. Tapi tindakannya justru melucut keberanian Faisal dalam menegasarinya. Tangannya memegangi kepala Annete, dan ciumannya terasa makin menjijikkan . Annete tak berdaya mengelak memalingkan kepalanya. “Faisal!” Teriak Annete begitu nyalang tepat saat Faisal menarik nafasnya. “Ohh! Annete! Kenapa kamu sengaja menolakku supaya aku lakukan ini semua ini?” “Tidaakk! Gila Kau sal..! Aku tak ingin!” Teriak Annete dengan tunuuh meronta. Dikerahkan tenaganya untuk menarik kdeua tangan Faisal. Terlambat. Gerak refleks Faisal belum hilang. Dia hanya terkesiap sebantar saja, Tangannya begitu cepat menyambar pingggang Annete, ditarik sekuat-kuatnya sehingga tubuh istrinya terjerembab kedalam pelukannya. Luar biasa kegeetnya Annete menghadapi keliaran Faisal yang berbeda deangan sebelumnya. “Lepaskan aku sal! Aku tak mau kau mengasariku. Ouuh! Hentikan!” Pekik Annete berulang-ulang. Rontanya semakin kuat melawan kekasaran Faisal. “Astaga! Kita belum pernah begini, kau benar-benar luar biasa Ann..! Teruslah berpura-pura menolakku, aku akan meringkus kelinci nakalku dan membantainya pelan-pelan. Ohoo.. kamu sedang menguji kekuatanku untuk menggempurmu?” “Faisal! Aku serius! Aku tak mau! Jangan paksa aku Sal..!” Teriak Annete dengan suara mulai melamah. Tangan-tangan kuat Faisal dan kebengisannya begitu menakutkan begi Annete. Suaranya mengeram seakan menuntut haknya. “Ayolah Annete.. kau suka kita bercinta seperti ini?” Tanya Faisal menantang. Gereakan-gerakan sebelumnya diulanginya. Dan bagi Annete, melewatkan kebersamaan dengan cara se aneh itu teramat menyiksa dirinya. Dia juga tidak mengerti bagaimana Faisal dapat menikmatinya. “Faisal..! Kau..Kau..memperrrkossakkkkuhh..! akku tak ingin!” Teriak Annete saat merasa keterpaksaannya memuncak bersamaan deangan dengusan nafas Faisal. Kedau tangannya dikunci dengan Faisal hingga tak bergerak. Sementara suaminya tetap berusaha mendapatkan haknya. Annete merasa sakit luar biasa dipaksa melayani Faisal dengan cara paksa seprti itu. “Ohh..! Ouugghh..! Annete tak tertahan menahan rasa sakit dan akhirnnya menumpahkan air matanya. Tubuh dan kepalanya ditelungkupkan ke atas bantalnya, supaya suara isakannya tidak terdengar. Annete merasa sedih, terhina dan sakit diperlakukan seperti itu. Dan dia tahu, Faisal tidak menyadari sepenuhnya akan reaksinya dan tetap menganggap kepura-puraannya hanya untuk memancing keberaniannya."Cara Mendapatkan Istri Idaman" "Cara Mendapatkan Istri Idaman" “Annete..! Tidurlah! Apa-apaan kamu menangis? Maaf kalau aku kasar, habis kamu juga yang memancingku”. Katanya beringsut mengintai wajah Annete dan membelai rambutnya sekenanya. Annete merasaka pipinya dikecup sebelum tubuh Faisal direbahkan kembali. Tak lama kemuduan terdengar dengus nafasnya yang halus dan beraturan. Suaminya sudah terlelapkan. Annete menyusut air matanya deangan ujung jarinya. Seteleh iyu ia berusaha untuk tidur meski teramaat sulit. Dan luka hatinya semakin ternganga. Luka yang diakibatkan ulah Faisal. Malam itu terasa amat panjang. Suntuk pikiran Annete untuk memikkirkan tindakan selanjutnya dalam menanggapi penyelewengan Faisal. Sebagaimana yang disarankan anak remajanya, Dia harus bicara dengan suaminya ataukah dengan perempuan itu? Yang pertama baru saja gagal. Mungkin lebih baik Annete bicara dengan... siapa nama perempuan jalanan yang mempora-porandakan rumah tangganya? Uggh! Annete benar-benar ingin melabraknya. Tidak berbeda deangan pagi-pagi sebelumnya. Para penghuni rumah itu pun melakukan aktifitas rutin, mulai dari mandi, sarapan bersama dan mempersiapkan segala sesuatu sebelum pergi dari rumah mereka. Dani agak tegang menhadapi kedua orang tuanya dimeja makan. Baik Ayahnya maupun Ibunya tidak memperlihatkan tanda-tanda pertengkaran semalam. Ketiadaan perbincangan dianatara ketinganya membingingkan Dani. Berkali-kali diliriknya Ayah dan Ibunya dengan ekor matanya. “Bagaimana sekolahmu Dan?” Sudah musim ulangan apa belum?” “Baik Pa, kebetulan belum musim ulangan”. Jawab Dani agak kaget ditanya sekali selagi hatinya sibuk menerka-nerka. “Syukurklah. Kamu belajar bak-baik biar lulu SMP dengan nilai bagus yang terpilih.” Kata Faisal mengakhiiri sarapannya. “Aku pergi Anne..” Kata Faisal seraya bangkit. Annete mengguman tak jelas. Dani yang berada diseberang meja melirik terang-terangan deangan mengangkat wajahnya. Anak laki-laki itu begitu terkesiap melihat adegan selanjutnya, dimana Ayahnya membungkuk dan mengecup pipi Ibunya dihadapannya. Annete juga terecengang. Kepergian Faisal diikuti dengan pandangan matanya. “Mama sudah bicara?” tanya Dani tak sabar. Suaranya amat pelan, sebab ia kuatir terdengar Ayahnya meski sudah meninggalkan ruang makan. “Belum Dan, Mama pikir Mama lebih baik bicara dengan perempuan itu...” “Ah.. siapapun namanya, Mama tak peduli. Mama perlu bantuan kamu Dan, bisakan sepulang sekolah nanti kita langsung kesana?” “Ya, ya Dani temani mama menemuinya”. Jawab Dani mengagukkan kepalanya. Mama akan bicara dan muah-mudahan saja pembicaraan itu berhasil menuntaskan ganjalan kita semua”. Ucap Annete dengan pandangan menerawang. “Oke, Dani pergi Ma. Dani akan cepat pulang, Mama tunggu aja”. Kata anaknya berpamitan. Annete mengagukan kapalanya. Sepeninggal Dani, tangannya mengelus pipinya yang dikecup Faisal. Huh! Ciuman si penghianat! Tangannya dikibaskan dengan jengkelnya. Pikiran Annete dipenuhi keresahan dalam membayangkan tindakan selanjutnya. Berbagai rencana disusunynya dengan pertimbangan yang dipengaruhi emosi dan kebencian. Dia akan menemui perempuan itu. Apa yang pantas dilakukannya? Melabraknya sebagaimana sikap para istri lainnya bila perkawinannya terancam akibat pihak ketiga? Atau dengan tumpahan air mata ia meminta belas kasihan kepada perempuan itu agar melepaskan jerat terhadap suaminya? Manakah diantara kedua pilihan tersebut yang lebih baik dilakukannya? Pikiran dan perasaan Annete larut memikirkan hal itu. Tak terasa waktu pun sudah beranjak, siang harinya Dani pulang, Sang Ibu sudah tak sabar untuk menhajak Dani menemui orang yang sudah mempora-porandakan rumah tangganya. Dani cukup kritis dalam menghadapi segala sesuatunya. Sebelum berangkat ia menelpon cewek yang ditaksir temannya untuk mengetahui sekiranya siang itu Ayahnya bertandang kerumah Reyni. “Bagaimana Dan? Apa kata temanmu itu?” Tanya Annete tak sabar. “Papa tak datang dan Reyni ada di rumahnya”. “Kalau Papamu tak datang, mengapa ia tak bekerja?” Annete kebingungan mengetahui Reyni tidak bekerja. “Menurut teman Dani, ada hari-hari tertentu ia tak bekerja tapi buakan berarti dia ada janji dengan Papa. Kabarnya dia kerja bergiliran dengan temannya. “Kebetulan kalau bergitu, Ayolah kita kerumahnya”. Putus Annete menunjukkan kesiapan mentalnya. Bersambung...
Attorney Literary Agent at @corvisierolit, Speaker & Coach. #WriteMindset Be Kind. Recycle. ️🏽💕🌎🇦🇷🇺🇸🇮🇹⚖️📚 She/her QueryMe.Online/MAC Filter ByUpdating statusAllOngoingCompletedSort ByAllPopularRecommendationRatesUpdated Good Novel Poetry and all, to inspire and to create, to give people spirit that they love, to give back something they lost and they missing in their live. Keep writing and keep on reading. We are exist for you and your desired to keep writing and reading story. viewsOngoing Depths Filipino Novel ✔ Ocean Series 1Stella, a orphan probinsyana wishes to become a cardiologist. She sets on an adventure to the city of Manila with her bestfriend's kuya, Alen. She soon learns how to love, how one person chose to clutch the knife, the ugly side of the world and how to heal oneself. viewsOngoing December's Symphony A Mafia Trinity Novel Amy is a musician whose music got distorted and warped due to a tragedy and guilt building up inside of her. Yet in the midst of her sadness appeared the brooding Antonio Russo; a sexy Italian man with a secret. During the whirlwind romance with the man she deemed her first love, Amy was swept her off her feet, until it all came to a screeching halt in the form of striking blue eyes. Dimitri Baranov has come to claim what was promised to him so long ago - but will Amy give in to temptation or follow old customs? In this brand new Bratva/Italian Mafia dark romance, you will find out that love can come from the worst places and blossom into something beautiful. *Book 2 of The Mafia Trinity Series of Novels.* viewsCompleted Zafrael Shah Malay Novel Zafrael Shah Alina Sumayyah Psiko Kehidupan aku dikelilingi kebencian. aku benci kebencian. Tapi dia muncul membawa kebahagian namun itu semua hanya seketika tatkala sisi gelapnya terbongkar saat itu aku tahu, aku benci dia! "Lepaskan aku, Zafrael. Kau dan aku berbeza. Kau dunia kau dan aku dunia aku!" - Alina Sumayyah "No way! Kau dah buat aku suka kan kau lepastu kau nak pergi macam tu je? Jangan harap!" - Zafrael Shah Aku benci dia! ____ highschool story hasyaqurratu 2021 matured content viewsOngoing Fallen From Grace [Married to the Mafia Novel] 18+ Explicit Content Buy me.” My voice rings clear through the room. "Buy me and I will serve you until my purpose is through. Buy me and save me from death.” Dante merely laughs at me, "Why should I save you? I'm no hero, girl. You've stepped into a 's den and you're committing yourself to me.” I don't budge, fighting through the urge to cower before him. “I'll give you one chance to walk away, Atwood girl. If you don't, you will be mine and no one can save you from me.” But that’s exactly what I need. Not a hero, but a monster who could tear the world down and bring my sister back to me. I would sacrifice anything for her, including my freedom. Jean Atwood was at the top of the world. A perfect life for the perfect daughter of the esteemed and powerful Atwood family. But one mistake turned her life upside down and brought her family's name to the ground. Drowned in debt after her parents' deaths, Jean must find a way to free herself and her beloved younger sister from slavery. viewsCompleted August Rain A Mafia Trinity Novel **PLEASE NOTE THAT THIS BOOK IS CURRENTLY BEING EDITED AND REVISED*** Dragged to a ball where the country's most eligible bachelor is rumoured to be choosing a wife, Elizabeth wanted to be anywhere but here. Knowing her mother was counting on being tied to the Dereon's, the country's most powerful family, she decides to put her best foot forward. But with no one even knowing how August Dereon looks, how will the night go? August Rain is filled with a roller coaster of emotions and storylines. From betrayals to murder and pregnancy - and a mafia subplot, get your fill of Dragonfly and Mr Dereon in this sweet romance novel. *Book 1 of The Mafia Trinity Series of Novels* viewsCompleted He's to Tame Crayson's Series 1 Tagalog Novel "I can't feel pain until I met you" Ten Crayson is a son of a multi-billionaire and the only heir of the fifth-teen companies of Crayson. He is special because of his congenital analgasia or CIP- he cannot feel pain and loss his senses. He is the legendary of the BGW University where nightmares are true and touchable, and do troublesome activities with the three gangs. In a twist of destiny, Ten met a handsome but softhearted man named Krist De Vera who was also the owner of De Vera Group of Companies Incoporated and the rival of the Crayson. In the presence of Krist, Ten slowly knows his past that even Krist himself doesn't know about. He slowly fell in love with him and brings a new chapter of his life that changes how he see the world around him. viewsOngoing Terjebak di Dalam Novel Jelek, culun, ratu jerawat, dan masih banyak panggilan buruk lainnya yang disematkan pada Alana di sekolah. Kehidupan sekolahnya memang seperti itu, hanya dicari ketika ulangan dan ujian tiba. Seolah tugasnya hanya untuk memberi anak-anak dikelasnya contekan. Situasi di rumah pun tak jauh berbeda. Ayah dan ibu yang selalu bertengkar ketika bertemu, membuat Alana lelah akan semua itu. Di suatu hari ketika dia benar-benar lelah dan kabur ke sebuah toko antik, dia menemukan sebuah buku fanfiction. Nama salah satu tokoh itu mirip seperti namanya, namun yang membedakan adalah Alana yang ada di dalam novel cantik dan pemberani, tak seperti dirinya. Di saat perjalanan pulang, tanpa diduga-duga saat pulang dia ditabrak oleh sebuah truk. Dan ketika bangun, wajah tampan seorang aktor papan atas berada tepat di depan wajahnya. "Alana? Kau kenapa? Aku ini kan kakakmu?" Alana masuk ke dalam novel itu! viewsOngoing BUZZ A Titan Kings MC Novel TWO Buzz It had been 4 long years since Julia accused me of cheating and left me. It had been 4 years since I had been able to breathe properly. A lot had happened in the time since she left. I was now a member of a Motorcycle club. Now I’ve found her again, she is back in my life. And she has something to tell me. Julia It had been 4 years since Ryan cheated on me. Or so I was led to believe. It had been 4 years since I broke my own heart by leaving. My brother was hurt, involved in a shooting at the Motorcycle club he belongs to. The last person I expected to see was Ryan. After all this time, can I make him forgive me, and more importantly… can I convince him to give us a second chance? viewsCompleted Transmigration To My Hated Novel Elise is an unemployed woman from the modern world and she transmigrated to the book "The Lazy Lucky Princess." She hated the book because of its cliché plot and the unexpected dark past of the protagonist-Alicia, an orphan who eventually became the Saint of the Empire. Alicia is a lost noble but because of her kind and intelligent nature the people naturally love and praise her including Elise. When Elise wakes up in the body of the child and realizes that she was reincarnated to the book she lazily read, she struggles on how to survive in the other world and somehow meets the characters and be acquainted with them. She tried to change the flow of the story but the events became more dangerous and Elise was reminded why she hated the original plot. Then Alicia reaches her fifteen birthday. The unexpected things happened when Elise was bleeding in the same spot Alicia had her wound. Elise also has the golden light just like the divine power of the Saint. "You've gotta be kidding me!" viewsOngoing
Akujadi pengen baca " ucapku yang tertarik. Dan aku berfikir ini lah saat yang tepat untuk lebih dekat padanya. " oh ya.. Kalu gitu baca ni novel " dia menyodorkan novel yang di genggamnya padaku. " novel apaan ni an " tanyaku seraya meraihnya. " ya baca aja, bagus ko' as, bawa aja pulang gak pa-pa ko' " dia menawarkan padaku. " serius an
100% found this document useful 1 vote747 views4 pagesOriginal Titledownload-novel-karya-fredy-sCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 1 vote747 views4 pagesNovel Karya Fredy SOriginal Titledownload-novel-karya-fredy-sJump to Page You are on page 1of 4 You're Reading a Free Preview Page 3 is not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. CerpenKarya Fredy S. National lecturer registration number (nidn): Mungkin inilah yang dimaksudkan fredy s, secara sistematis pengarang paling misterius itu mencoba membantu kita mengeja pertumbuhan politik. Cerpen Fredy S Gambaran from baca novel online cinta yang terenggut fredy s bagian 4 jual novel karya fredy s novel lawas kab kebumen sumur rizqi EAZC. 391 283 51 135 171 447 42 294 386

baca novel fredy s marisa