Seorangpendidik melakukan evaluasi di sekolah mempunyai fungsi sebagai berikut:[12] 1. Untuk mengetahui atau mengumpulkan informasi tentang taraf perkembangan dan kemajuan yang diperoleh peserta didik dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum pendidikan agama. 2. Mengetahui prestasi hasil belajar guna menetapkan keputusan.

Manajemen pendidikan yang mengendalikan proses pendidikan melalui empat fungsi manajemen. Manajemen berfungsi untuk melakukan kegiatan – kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas – batas kebijaksanan umum yang telah ditentukan. Berkaitan dengan fungsi manajemen, George R. Terry dalam Dirjen Bimas Hindu 2012 18 mengemukakan empat fungsi manajemen yaitu 1. Perencanaan planning Perencanaan adalah kegiatan untuk menetapkan tujuan organisasi dan cara – cara mencapai tujuan tersebut dengan menentukan strategi, kebijaksanaan, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pentingnya perencanaan ini yaitu memberikan kejelasan arah kegiatan sehingga dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Sembilan manfaat perencanaan menurut T. Hani Handoko dalam Dirjen Bimas Hindu 2012 19, yaitu a. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan – perubahan lingkunganb. Membantu dalam kristalisasi penyesuaian masalah – masalah utamac. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambarand. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepate. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasif. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasig. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahamih. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti dan menghemat waktu, usaha dan dana. Meskipun penjelasan di atas lebih menggambarkan perencanaan dalam konteks bisnis, akan tetapi secara esensial konsep perencanaan ini dapat diterapkan dalam konteks pendidikan yang pada saat ini menghadapi tantangan global, sehingga benar – benar dapat menjamin kualitas pendidikan itu sendiri. 2. Pengorganisasian organizing Menurut George R. Terry 1986 dalam Dirjen Bimas Hindu 2012 21, pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan – hubungan kelakuan yang efektif antara orang – orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien, dan memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas – tugas tertentu, dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Beberapa asas dalam organisasi, antara lain yaitu a. Organisasi harus profesional, yaitu dengan pembagian satuan kerja yang sesuai dengan kebutuhan;b. Pengelompokan satuan kerja harus menggambarkan pembagian kerja;c. Organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan tanggung jawab;d. Organisasi harus mencerminkan rentangan kontrol;e. Organisasi harus mengandung kesatuan perintah; danf. Organisasi harus fleksibel dan seimbang Dapat dipahami bahwa pengorganisasian pada dasarnya merupakan upaya untuk melengkapi rencana – rencana yang telah dibuat dengan susunan organisasi pelaksananya. Hal ini penting adanya karena setiap kegiatan harus jelas siapa yang mengerjakan, kapan akan dilaksanakan, dan apa yang yang menjadi target kegiatan. 3. Pelaksanaan actuating Hal yang utama dalam proses manajemen adalah pelaksanaan, karena fungsi pelaksanaan ini lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang – orang dalam organisasi. George R. Terry 2012 22 mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota – anggota kelompuk sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota – anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran – sasaran tersebut. Dari pengertian tersebut, maka pelaksanaan tidak lain adalah upaya untuk merealisasikan perencanaan yang telah dibuat, melalui berbagai arahan dan motivasi yang diberikan kepada anggotanya agar setiap anggota dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya. 4. Pengawasan controling Pengawasan adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan – tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan – penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalm pencapaian tujuan – tujuan perusahaan. Pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berperan untuk mengendalikan kegiatan agar pelaksanaannya berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan tercapainya tujuan organisasi, sehingga apabila terjadi penyimpangan dapat ditentukan tindakan untuk mengatasinya yang sering disebut dengan supervisi. Pengawasan memiliki kesamaan pengertian dengan supervisi dalam pendidikan. Secara etimologis, supervisi berasal dari bahasa Inggris “supervision” artinya pengawas di bidang pendidikan. Menurut Wilem Mantja dalam Jerry 2011 11 bahwa supervisi diartikan sebagai kegiatan supervisor yang dilakukan untuk perbaikan proses belajar mengajar PBM, dengan tujuan perbaikan guru murid dan peningkatan mutu pendidikan. Secara umum supervisi memiliki tujuan untuk memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada pendidik dan staf agar personil tersebut mampu meningkatkan kualitas kinerjanya, dalam melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar. Proses bantuan yang diberikan dapat lebih diorientasikan pada upaya peningkatan kualitas proses dan hasil belajar sehingga bantuan tersebut tepat guna seperti misalnya pembinaan, penilaian dan pengembangan kemampuan tenaga pendidik dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan kualitas hasil belajar siswa. Tindak lanjut dari kegiatan supervisi adalah pembangunan dan perbaikan mutu proses pendidikan secara berkelanjutan dengan membiasakan melakukan kegiatan – kegiatan pendidikan yang bermutu, melakukan proses pendidikan yang bermutu dan puncaknya adalah terciptanya budaya bermutu dari pelaksanaan proses pendidikan yang ada melalui meningkatkan kinerja tenaga pendidik dan kependidikan, meningkatkan keefektifan kurikulum, memanfaatkan sarana dan prasarana secara efektif dan efisien, meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah dan meningkatkan suasana pembelajaran yang kondusif. Baik tujuan maupun fungsi supervisi memiliki fokus utama yaitu perbaikan dan peningkatan mutu dalam hal proses pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas lulusan, sehingga target utama dari supervisi sesungguhnya adalah peningkatan kemampuan profesional tenaga pendidik. Namun demikian, para supervisor tidak semata – mata hanya mengawasi tenaga pendidik saja tanpa memperhatikan hal lainnya. Menurut Jerry 2011 86 ada tiga bentuk supervisi yang dilihat dari obyek yang disupervisi yaitu a. Supervisi Akademik Supervisi ini menitikberatan pada hal – hal dalam pembelajaran dimana peserta didik sedang dalam proses belajar. Sasaran supervisi akademik antara lain adalah membantu tenaga pendidik dalam hal 1 Merencanakan kegiatan pembelajaran dan atau bombingan2 Melaksanakan kegiatan pembelajaran / bimbingan3 Menilai proses dan hasil pembelajaran / bimbingan4 Memanfaatkan hasil penilaian untuk peningkatan pelayanan pembelajaran / bimbingan5 Memberikan umpan balik secara tepat dan teratur dan terus menerus pada peserta didik6 Melayani peserta didik yang mengalami kesulitan belajar7 Memberikan bimbingan belajar pada peserta didik8 Menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan9 Mengembangkan dan memanfaatkan alat bantu dan media pembelajaran dan atau bimbingan10 Memanfaatkan sumber – sumber belajar11 Mengembangkan interaksi pembelajaran/bimbingan metode. strategi, teknik, model, dan pendekatan yang tepat dan berdaya guna12 Melakukan penelitian praktis bagi perbaikan pembelajaran/bimbingan dan 13 Mengembangkan inovasi pembelajaran/bimbingan Supervisi ini menitikberatkan pada pengamatan aspek – aspek administrasi untuk membantu kepala sekolah dan tenaga kependidikan di bidang administrasi yang meliputi 1 administrasi kurikulum2 administrasi keuangan3 administrasi sarana prasarana/perlengkapan4 administrasi tenaga kependidikan5 administrasi kesiswaan6 administrasi hubungan dan masyarakat, dan7 administrasi persuratan dan pengarsipan Supervisi ini memfokuskan pengawasan terhadap aspek – aspek sekolah untuk meningkatkan kinerja sekolah secara keseluruhan dan nama baik sekolah seperti keberadaan UKS Unit Kesehatan Sekolah, Perpustakaan, Lab. Bahasa, Lab. Komputer dan lain – lain. Ketiga sasaran supervisi ini merupakan bentuk pengawasan dan bimbingan supervisor demi terciptanya proses belajar mengajar yang bermutu dan berlanjutnya peningkatan mutu dalam setiap kegiatan pendidikan.
Brubachermenguraikan fungsi tujuan pendidikan melaksanakan tiga fungsi penting yang semuanya bersifat normative yaitu[3]: 1. Tujuan pendidikan memberikan arahan pada proses yang bersifat edukatif. 2. Tujuan pendidikan tidak seharusnya selalu memberi arah pada pendidikan tetapi harus mendorong atau memberikan motivasi sebaik mungkin. 3.
MAKALAHEVALUASI PENDIDIKANFUNGSI DAN TUJUAN PENILAIANDosen Pengampu Afdhal Ilahi, Oleh Kelompok 3Mira yanti Siregar 20140005Noni yusnaida harahap 20140014PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN BAHASAINSTITUT PENDIDIKAN TAPANULI SELATAN2023KATA PENGANTARPuji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah”Evaluasi Pendidikan tentang Fungsi dan Tujuan Penilaian” tepat waktu.. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Pendidikan yang diberikan oleh Dosen Bapak “Afdhal Ilahi mengucapkan terimakasih kepada Bapak Afdhal Ilahi Selaku dosen pengampu yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang study yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini , yang bersifat membangun,agar kami dapat menyusun makalah lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para Februari 2023 Pemakalah,DAFTAR ISIKATA PENGANTAR iDAFTAR ISI iiBAB I PENDAHULUAN 1Latar Belakang 1 Rumusan Masalah 2Tujuan 2BAB II PEMBAHASAN 3Pengertian Evaluasi 3Pengertian penilaian berbasis kelas 5Fungsi penilaian 6Tujuan Penilaian 7Kriteria penilaian 8 BAB III PENUTUP 10A. Kesimpulan 10B. Saran 10DAFTAR PUSTAKA 11BAB BELAKANG. Evaluasi bukan lagi merupakan hal yang asing dalam kehidupan masa sekarang, apalagi dalam dunia pendidikan. Istilah evaluasi mempunyai padanan kata dalam bahasa indonesia, yaitu penilaian. Salah satu cara untuk memperbaiki proses pendidikan yang paling efektif ialah dengan mengadakan evaluasi tes hasil belajar. Hasil tes itu diolah sedemikian rupa sehingga dari hasil pengolahan itu dapat diketahui komponen-komponen manakah dari proses belajar-mengajar itu yang masih lemah. Sekarang ini banyak orang yang melakukan kegiatan evaluasi, tetapi tidakmempunyai pemahaman terhadap istilah evaluasi tersebut. Hal ini tentunya akan menimbulkan masalah dalam proses pendidikan pada umumnya, dan proses pembelajaran pada khususnya. Karena aktivitas evaluasi tidak mempunyai syarat evaluasi sebagai suatu konsep pendidikan, dan banyak aktivitas evaluasi yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu proses belajar-mengajar di dalam kelas. Penilaian ini bersifat koreksi dari berbagai informasi yang valid, reliabel, dan bertujuan untuk meningkatkan penampilan dalam suatu proses. Penilaian sendiri biasanya digunakan di dalam proses belajarmengajar, sebagai usaha untuk melihat keberhasilan proses belajar siswa atau cara mengajar seorang guru yang ditunjukkan dalam bentuk nilai. Penilaian juga digunakan sebagai standarisasi terhadap usaha dalam rangka perbaikan suatu tersebut dapat menjadi teknik penilaian tersendiri yang digunakan sebagai tolak ukur pencapaian hasil belajar peserta didik pada satuan / jenjang pendidikan tertentu. Tolak ukur pencapaian hasil belajar dalam penilaian pendidikan memiliki Standar yang dapat dicapai, manakala hal tersebut dapat mengikuti aturan baku tentang sistem penilaian pendidikan. Aturan baku tersebut telah diatur sedemikian rupa, dimana setiap penilaian pendidikan haruslah mencangkup beberapa ranah yang sesuai dengan kurikulum 2013 yaitu mengandung ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian pendidikan dapat diterapkan pada berbagai aspek keterampilan berbahasa, yaitu berbicara, membaca, menulis, dan keterampilan berbahasa tersebut yang memiliki tingkat kesulitan dalam pembelajaran yaitu keterampilan ini melibatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi karena menuntut siswa untuk mengeluarkan ide dan kreativitas 2 dalam bentuk adalah aktivitas aktif produktif untuk menghasilkan sebuah secara umum, menulis adalah aktivitas mengemukakan gagasan melalui media bahasa Nurgiyantoro, 2013425. MASALAHApa yang dimaksud dengan evaluasi pendidikan ?Bagaimana ruang lingkup evaluasi pendidikan ?Apa saja fungsi dan tujuan penilaian ? PENULISAN Untuk mengetahui apa yang dimaksud evaluasi mengetahui ruang lingup evaluasi mengetahui fungsi dan tujuan penilaian .BAB II PEMBAHASANPENGERTIAN EVALUASI PENDIDIKANIstilah Evaluasi berasal dari bahasa inggris “evaluation” dan diambil dari kata “testum” berasal dari bahasa Perancis kuno yang berarti piring untuk menyisihkan logam-logam mulia. Evaluassi pendidikan dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari segala sesuatu dalam dunia pendidikan, pengumpulan, analisis, dan penyajian informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan serta penyusunan program adalah kegiatan atau proses untuk menilai sesuatu, untuk dapat menentukan nilai dari sesuatu yang sedang dinilai itu, dilakukanlah pengukuran, dan wujud dari pengukurang itu adalah pengujian yang dikenal dengan istilah tes. Penilaian berarti menilai sesuatu. Sedangkan menilai itu mengandung arti mengambil keputusan pada ukuran baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh dan sebagainya. Jadi penilaian itu sifatnya adalah kualitatif, Mehren dan Lehmann 19785 menjelaskan Evaluasi adalah suatu proses merencanakan, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untukmembuat alternatif-alternatif keputusan. Alkin 9198511 Evaluasi adalah suatu aktivitas sistematis untuk mengumpulkan,menganalisis dan melaporkan informasi yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan berkenaan dengan program atau proyek yang dievaluasi. Penilaian dan evaluasi adalah dua komponen penting dalam proses belajar-mengajar berdasarkan tujuan penilaian untuk menganalisis, dan untuk mengidentifikasi area untuk perbaikan sedangkan evaluasi untuk skor kegiatan pembelajaran, seorang guru harus menguasai beberapa pengetahuan terkait dengan penilaian pendidikan, diantaranya Mampu memilih prosedur-prosedur penilaian yang tepat untuk membuat keputusan mengembangkan prosedur penilaian yang tepat untuk membuat keputusan dalam melaksanakan, melakukan penskoran, serta menafsirkan hasil penilaian yang telah menggunakan hasil-hasil penilaian untuk membuat keputusan-keputusan di bidang mengembangkan prosedur penilaian yang valid dan menggunakan informasi penilaian, dan Mampu dalam mengkomunikasikan hasil -hasil penilaian .“Evaluation is a systematic process determining the extent to which instructional objectives are achieved by pupils”. Kalimat tersebut menjelaskan bahwa penilaian adalah suatu proses dalam mengumpulkan informasi dan membuat keputusan berdasarkan informasi tersebut. Dalam proses mengumpulkan informasi, tentunya tidak semua informasi bisa digunakan untuk membuat sebuah keputusan. Informasi-informasi yang relevan dengan apa yang dinilai akan mempermudah dalam melakukan sebuah penilaian dalam kegiatan pembelajaran. Penilaian merupakan suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbanagan tertentu . Definisi dari penilaian juga disampaikan oleh Ralph Tyler yang mengungkapkan bahwa penilaian merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai. Menurut Griffin dan Nix, penilaian adalah suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan tentang karakteristik seseorang atau sesuatu. Haryati berpendapat lain, ia mengungkapkan bahwa penilaian assessment merupakan istilah yang mencakup semua metode yang biasa dipakai untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa dengan cara menilai unjuk kerja individu peserta didik atau kelompok. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penilaian adalah suatu proses pengumpulan informasi secara menyeluruh yang dilakukan secara terus menerus untuk mengetahui kemampuan atau keberhasilan siswa dalam pembelajaran dengan menilai kinerja siswa baik kinerja secara individu maupun dalam kegiatan kelompok. Penilaian itu harus mendapatkan perhatian yang lebih dari seorang demikian, penilaian tersebut harus dilaksanakan dengan baik, karena penilaian merupakan komponen vital utama dari pengembangan diri yang sehat, baik bagi individu siswa maupun bagi organisasi/ Penilaian Berbasis KelasPenilain berbasis Kelas PKB merupakan suatu proses pengumpulan pelaporan, dan penggunanaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian berkelanjutan, otentik, akurat, dan konsisten dalam kegiatan pembelajaran dibawah kewenangan guru di kelas. BPK mengidentifikassi pencapaian kompetensi dan hassil belajar yang dikemukakan melalui pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai disertai dengan peta kemajuan belajar siswa dan demikian BPK tidak lain adalah sebuah paragdima, pendekatan, pola, dan sekaligus sebagai komponen utama dalam penyelenggaraan kurukulum berbassis kompetensi KBK. Ada empat komponen KBK yang satu sama lain saling terkait erat, yaitu Kurikulum dan hasil belajarPenilaian berbasis kelasKegiatan belajar mengajar, danPengelolaan kurikulum berbasis kelasPada pelaksanaan PBK, peran guru sangat penting dalam menentukan ketepatan jenis penilaian untuk menilai keberhasilan atau kegagalan siswa. Teknis penilaian yang dibuat oleh guru harus memenuhi standar validitas dan rehabilitas, agar hasil yang dicapai sesuai dengan apa yang diharapkan. PBK yang dilaksanakan oleh guru, harus memberikan makna signifikan bagi orang tua dan masyarakat pada umumnya, dan bagi sisswa secara individu pada khususnya, agar perkembangan prestasi siswa dari waktu ke waktu dapat diamati Observable dan terukur Measurable.Fungsi PenilaianPenilaian berfungsi selektifDengan cara mengadakan penilaian, guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi atau penilaian terhadap siswanya. Penilaian itu sendiri mempunyai berbagai tujuan, antara lain Untuk memilih siswa yang dapat diterima disekolahUntuk memilih siswa yang dapat naik kelas atau tingkat memilih siswa yang harusnya mendapat sejauh mana seorang peserta didik telah menguasaisuatu hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami kemampuan dirinya, membuat keptusan tentang langkah berikutnya, baik untuk program pemilihan, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan sebagai bimbingan.Adapun fungsi penilainnya yaitu Penilaian berfungsi selektif yaitu , untuk memilih peserta tes yang dapat diterima untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan tertentu atau seorang calon pegawai untuk bekerja di instansi berfungsi Diagnostik yaitu , untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang masih dialami oleh peserta didiknya, sehingga akan lebih mudah dicari cara-cara untuk berfungsi untuk Penempatan Placement Test yaitu, untuk mengelompokkan peserta tes sesuai dengan kemampuan awalnya, untuk selanjutnya dapat diberikan perlakuan-perlakuan yang sesuai dengan kemampuan dasar atau kemampuan awalnya tersebut, sehingga program pengajaran ataupun pelatihan yang akan diberikan akan lebih efektif. Penilaian berfungsi Pengukur Keberhasilan Belajar Achievement Test yaitu , Digunakan untuk mengukur keberhasilan atau tingkat pencapaian suatu program pengajaran/pelatihan oleh peserta didik dan disebut tes untuk penilaian pencapaian hasil belajar Achievement Test.Tujuan PenilaianSebagaimana evaluasi pendidikan pada umumnya, PBK juga bertujuan untuk memberikan suatu penghargaan atas pencapaian hasil belajar siswa dan sekaligus sebagi umpan balik untuk meneguhkan dan/atau melakukan perbaikan progran dan kegiatan pembelajaran. Jadi, PBK berusaha untuk memahami secara lebih konkrit atas pencapaian hasil belajar siswa dan sekaligus memahami seluruh kegiatan proses pembelajaran, pencapaian kurikulum, alat, bahan dan metodologi terperinci tujuan penilaian berbasis kelas pada intinya adalah untuk Memberikan informasi mengenai kemajuan hasil belajar siswa secara individual dalam mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan kegiatan belajar yang informasi yang akurat guna lebih memberdayakan kegiatan belajar lebih lanjut, beik terhadap individu siswa masing-masing, maupun untuk keseluruhan informasi yang memungkinkan dapat digunakan guru dan siswa untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dan sekaligus menetapkan tingkat kesukaran dan kemudahan dalam melaksanakan kegiatan remedial, pendalaman dan pengayaan pengalaman dorongan atau motivasi belajar siswa melalui pemberian informasi tentang kemajuan belajarnya dan merangsangnya untuk melakukan perbaikan bimbingan yang tepat dalam memilih sekolah atau jabatan yang sesuai dengan minat, keterampilan dan Penilain yaitu Mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang sudah dan belum dikuasai sesorang/sekelompok peserta didik untuk ditingkatkan dalam pembelajaran remedial dan ketuntasan penguasaan kompetensi peserta didik dalam kurun waktu tertentu, yaitu harian, semester tengan, semester satu, satu tahun dan masa study satuan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi bagi mereka yang diidentifikassi sebagai peserta didik yang lambat atau cepat dalam belajar dan upaya hasil proses pembelajaran pada pertemuan semester penilaian Terdapat empat jenis penilaian acuan kriteria1. Entry-behaviors test, yaitu suatu tes yang diadakan sebelum suatu program pengajaran dilaksanakan dan bertujuan untuk mengetahui sampai batas mana penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki peserta didik yang dapat dijadikan dasar untuk menerima program pengajaran yang akan Pre-test, yaitu tes yang diberikan sebelum pengajaran dimulai dan bertujuan untuk mengetahui sampai dimana penguasaan peserta didik terhadap bahan pengajaran pengetahuan dan keterampilan yang akan Post-test, yaitu tes yang diberikan pada setiap akhir program satuan pengajaran dan bertujuan untuk mengetahui sampai dimana pencapaian siswa terhadap bahan pengajaran setelah mengalami suatu kegiatan Embedded –test, yaitu tes yang dilaksanakan disela-selaatau pada waktu-waktu tertentu selama proses pengajaran berlangsung dan bertujuan untuk mengetes peserta didik secara langsung sesudah suatu unit pengajaran sebelum post-test dan untuk mencek kemajuan siswa untuk remedial sebelum IIIPENUTUPKESIMPULAN Penilaian adalah suatu proses pengumpulan informasi secara menyeluruh yang dilakukan secara terus menerus untuk mengetahui kemampuan atau keberhasilan siswa dalam pembelajaran dengan menilai kinerja siswa baik kinerja secara individu maupun dalam kegiatan kelompok. Penilaian itu harus mendapatkan perhatian yang lebih dari seorang guru. Dengan demikian, penilaian tersebut harus dilaksanakan dengan baik, karena penilaian merupakan komponen vital utama dari pengembangan diri yang sehat, baik bagi individu siswa maupun bagi organisasi/kelompok. Tujuan penilaian ,yaitu Mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan, Terbatasnya ketuntasan penguasaan kompetensi peserta didik, Dibatasi program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi, Tes, pengukuran, penilaian, dan evaluasi memiliki perbedaan arti dan fungsi, namun semuanya tidak dapat dipisahkan dalam dunia pendidikan sebab semuanya memiliki keterkaitan yang proses pembelajaran pada pertemuan semester berikutnya. Adapun fungsi penilaian yaitu ,Penilaian berfungsi selektif, penilaian berfungsi dianostik,Penilaian berfungsi untuk Penempatan Placement Test,Penilaian berfungsi Pengukur Keberhasilan Belajar Achievement Test.SARAN Kami dari pemakalah menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Untuk itu kami meminta kritik dan saran untuk pembentukan makalah dan materi yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan nagi setiap pembacanya dan dapat bermanfaat bagi kita PUSTAKAAnas Sudijono, 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta Raja Grafindo dan Suprananto,2012. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Yogyakarta Graha Chatib Thoha, MA, 1991. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta Rajawali DAN TANGGAPAN Mutiara tapsel siregar bertanya Mengapa dalam melakukan penilaian di dalam kelas diperlukan berbagai model penilaian kelas? sekian Assalamualaikum Karena model penilaian kelas bertujuan untuk memberikan informasi mengenai orientasi baru dalam penilaian hasil belajar peserta didik. memberikan rambu-rambu penilaian hasil belajar. guru juga dapat mengetahui penguasaan peserta didik terhadap karena penilaian guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan penguasaan peserta didik terhadap pelajaran serta ketepatan atau keefektifan metode mengajar. Sanggahan Neka fatmala sari Karena memberikan informasi penilaian internal terhadap proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh pendidik dan memberikan wawasan tentang konsep penilaian hasil belajar Ema hopipah siregarAdanya berbagai model penilaian didalam kelas agar rambu – rambu penilaian hasil belajar , rambu – rambu disisni seperti pentuk bagaimana setelah mengetahui hasil belajar apa saja yang harus diperbaiki pada cara belajar sebelumnya ,dan rambu – rambu peringatan atau nasehat setelah mengetahui hasil nilai belajar selam pembelajaran berlangsung .Nurul indah siregar bertanya Apakah tujuan penilaian hasil belajar harus dilakukan secara berkesinambungan? Dan Bagaimana kriteria penilaian yang baik digunakan dalam pembelajaran? Sekian,wassalamualaikum wr, Iya, karena dengan penilaian hasil belajar yang dilakukan dengan berkesinambungan guru atau pendidik dapat memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektifitas kegiatan pembelajaran .Kriteria nya yaitu ,kegiatan yang bersifat mendidik , membina , memberikan latihan dan pelajaran. Untuk mengukur ketercapaian pembelajaran berdasarkan prinsip penilaian yang mencakup ,EdukatifOtentikObjektifAkuntabelTransparanYang dilakukan secara terintegrasi Nurmaisyah pulungan kel 10bertanyaDalam halam 6 tentang penilaian berfungsi Diagnostik,Bagaimana cara guru mendiagnostik terhadap peserta didik yang mengalami masalah?Jawab Diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan siswa ketika mempelajari mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami oleh siswa ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru 1. Mengidentifikasi kasus dan melokalisasikan jenis dan sifat kesulitan belajar yang dialami Mengadakan estimasi mengenai faktor penyebab kesulitan belajar yang dialami Memberi motivasi kepada peserta hal ini seorang guru harus senantiasa memantau dan menerima informasi tentang kemajuan belajar siswa. Sanggahan dari nurjelita Ada beberapa cara yang dilakukan guru yaitu 1. Memberi tes dalam bidang studi yang dianggap sulit dalam melakukan Melakukan wawancara dengan siswa yang bersangkutan untuk mengetahui pendapat siswa tentang Menganalisa hasil belajar yang telah dicapai dan informasi Melakukan observasi kegiatan siswa dalam hutabarat bertanyaApa saja bentuk bentuk penilaian di kelas yang dapat dilaksanakan oleh guru Sebutkan dan jelaskan?Jawab Tes TertulisTes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Sedangkan tes tertulis adalah alat penilaian berbasis kelas yang penyajiannya dalam bentuk tertulis. Tes ini dapat berupa pilihan ganda, menjodohkan, benar salah, isian singkat dan uraian. Biasanya tes tertulis digunakan untuk menilai pengetahuan yang dimiliki peserta SikapSikap adalah suatu predisposisi atau kecenderungan untuk melakukan suatu respon dengan cara-cara tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa individu-individu maupun obyek-obyek Jadi penilaian sikap dapat dilakukan dalam berbagai mata pelajaran yang berkaitan dengan berbagai obyek. Sikap antara lain yaitu sikap terhadap mata pelajaran, sikap terhadap guru mata pelajaran, sikap terhadap proses pembelajaran, sikap terhadap materi pembelajaran dan sikap yang berhubungan dengan nilai-nilai yang ingin ditanamkan dalam diri peserta didik melalui materi berkesinambunganPenilaian merupakan proses yang berkesinambungan artinya penilaian harus dilakukan secara terus-menerus sepanjang rentang waktu Muti ela nurma Tes Perbuatan Tes perbuatan adalah tes yang dilakukan dengan jawabannya merupakan perbuatan dari siswa yang sedang dinilai. Tes perbuatan adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dari segi praktek dan pengetahuannya. Jadi tes ini digunakan oleh guru pada saat proses pembelajaran berlangsung yang memungkinkan terjadinya praktek, untuk mengukur indikator yang ditetapkan dalam kurikulum yang mengarah pada ranah jawaban dari rahman Contoh tes perbuatanMisalnya seorang guru menyuruh siswa untuk mengamati lingkungan sekita dan di daerah tersebut ada sampah,jadi guru tersebut melihat apa yang di lakukan oleh siswa tersebut. Apakah ada siswa yg membuang sampah tersebut pada tempatnya atau tetap jawaban dari novita irawan siregar Tes perbuatan menurut saya adalah seorang guru memberikan soal di papan tulis dan guru bertaya siapa yg bisa menjawab pertayaan boleh menjawab dan maju kedepan agar menjawabnya.
Tugaspendidikan sekolah yang utama adalah mengajarkan bagaimana cara belajar, mendidik kejiwaan, menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak untuk belajar terus-menerus sepanjang hidupnya dan memberikan keterampilan kepada peserta didik, mengembangkan daya adaptasi yang besar dalam diri peserta didik. Sosial Budaya KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini berhasil diselasaikan. Adapun judul makalah ini adalah’’KUMPULAN MAKALAH ILMU PENDIDIKAN’’ makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan. Diharapkan agar dapat menjadi referensi ilmu untuk perkembangan wacana dalam memehami Ilmu Pendidikan itu sendiri. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk lebih menyempurnakan makalah ini. Akhir kami ucapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk ke depan. Way jepara, 07 Mei 2013 Penyusun MURNI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang dikaruniai keutamaan oleh Allah swt dibandingkan makhluk ciptaannya yang lain. Keutamaan manusia terletak pada kemampuan akal pikirannya / kecerdasannya. Dengan kemampuannya ini manusia mampu mengembangkan diri dalam kehidupan yang semakin berkembang. Pengembangan diri untuk mencapai kemajuan dalam kehidupan memerlukan apa yang kita sebut dengan pendidikan. Pendidikan sudah ada sejak adanya peradaban yang diawali dengan proses kependidikan dalam lingkup yang masih terbatas. Sejalan dengan perkembangan dan tuntutan jaman maka diperlukan satu pendidikan yang dapat mengembangkan kehidupan manusia dalam dimensi daya cipta, rasa dan karsa. Dimana ketiga hal tersebut di atas akan menjadi motivasi bagi manusia untuk saling berlomba dalam mencapai kemajuan sehingga keberadaan pendidikan menjadi semakin penting. Yang pada akhirnya menjadikan pendidikan sebagai kunci utama kemajuan hidup manusia dalam segala aspek kehidupan. B. Rumusan Masalah Dari uraian di atas, maka perlu kiranya penyusun untuk menjelaskan secara rinci mengenai 1. Apakah pengertian dasar pendidikan serta dasar pendidikanya? 2. Apakah yang dimaksud pengertian tujuan pendidikan begitu pula tujuan pendidikan tersebut? 3. Apa pengertian fungsi pendidikan sekaligus fungsi pendidikanya? 4. Apa pengertian faktor pendidikan serta apa saja faktor-faktor pendidikan? BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian dan Dasar Pendidikan Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata 1997 mengemukakan empat landasan utama dalam pengembangan kurikulum, yaitu  Filosofis  Psikologis  Sosial-budaya  Ilmu pengetahuan dan teknologi Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan diuraikan secara ringkas keempat landasan tersebut sbb 1. Landasan Filosofis Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kurikulum. Sama halnya seperti dalam Filsafat Pendidikan, kita dikenalkan pada berbagai aliran filsafat, seperti perenialisme, essensialisme, eksistesialisme, progresivisme, dan rekonstruktivisme. Dalam pengembangan kurikulum pun senantiasa berpijak pada aliran – aliran filsafat tertentu, sehingga akan mewarnai terhadap konsep dan implementasi kurikulum yang dikembangkan. 2. Landasan Psikologis Nana Syaodih Sukmadinata 1997 mengemukakan bahwa minimal terdapat dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu berkenaan dengan perkembangannya. Dalam psikologi perkembangan dikaji tentang hakekat perkembangan, pentahapan perkembangan, aspek-aspek perkembangan, tugas-tugas perkembangan individu, serta hal-hal lainnya yang berhubungan perkembangan individu, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan mendasari pengembangan kurikulum. Psikologi belajar merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam konteks belajar. Psikologi belajar mengkaji tentang hakekat belajar dan teori-teori belajar, serta berbagai aspek perilaku individu lainnya dalam belajar, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan sekaligus mendasari pengembangan kurikulum. 3. Landasan Sosial-Budaya Kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya menjadi landasan dan sekaligus acuan bagi pendidikan. Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul manusia – manusia yang menjadi terasing dari lingkungan masyarakatnya, tetapi justru melalui pendidikan diharapkan dapat lebih mengerti dan mampu membangun kehidupan masyakatnya. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik, kekayaan dan perkembangan yang ada di masyakarakat. Israel Scheffer Nana Syaodih Sukamdinata, 1997 mengemukakan bahwa melalui pendidikan manusia mengenal peradaban masa lalu, turut serta dalam peradaban sekarang dan membuat peradaban masa yang akan demikian, kurikulum yang dikembangkan sudah seharusnya mempertimbangkan, merespons dan berlandaskan pada perkembangan sosial – budaya dalam suatu masyarakat, baik dalam konteks lokal, nasional maupun global. 4. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pada awalnya, ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia masih relatif sederhana, namun sejak abad pertengahan mengalami perkembangan yang pesat. Berbagai penemuan teori-teori baru terus berlangsung hingga saat ini dan dipastikan kedepannya akan terus semakin berkembang, Akal manusia telah mampu menjangkau hal-hal yang sebelumnya merupakan sesuatu yang tidak mungkin. Pada jaman dahulu kala, mungkin orang akan menganggap mustahil kalau manusia bisa menginjakkan kaki di Bulan, tetapi berkat kemajuan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pada pertengahan abad ke-20, pesawat Apollo berhasil mendarat di Bulan dan Neil Amstrong merupakan orang pertama yang berhasil menginjakkan kaki di Bulan. Oleh karena itu, kurikulum seyogyanya dapat mengakomodir dan mengantisipasi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga peserta didik dapat mengimbangi dan sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan dan kelangsungan hidup manusia. Setelah dasar / landasan pendidikan ditetapkan, kita dapat menyusun tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Ada beberapa rumusan mengenai tujuan pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia, namun yang akan kita bahas di sini adalah rumusan yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945 serta rumusan menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. B. Pengertian dan Tujuan Pendidikan Tujuan pendidikan adalah seperangkat sasaran kemana pendidikan itu diarahkan Dirto Hadisusanto, Suryati Sudartho dan Dwi Siswoyo, 1995 sasaran yang dicapai melalui pendidikan memiliki ruang lingkup sama dengan fungsi pendidikan. Wujud tujuan pendidikan dapat berupa pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap. Sehingga tujuan pendidikan dapat dimaknakan sebagai suatu sistem nilai yang disepakati kebenaran dan kepentingannya yang dicapai melalui berbagai kegiatan, baik dijalur pendidikan sekolah maupun luar sekolah. Tujuan pendidikan sering bersifat sangat umum, seperti menjadi manusia yang baik, bertanggung jawab, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengabdi kepada masyarakat, bangsa dan negara, dan sebagainya. Dalam dunia pendidikan dikenal sejumlah usaha untuk menguraikan tujuan yang sangat umum tersebut. Salah seorang diantaranya adalah Herbert Spencer 1860 yang menganalisis tujuan pendidikan dalam lima bagian, yang berkenaan dengan 1. Kegiatan demi kelangsungan hidup 2. Usaha mencari nafkah 3. Pendidikan anak 4. Pemeliharaan hubungan dengan masyarakat dan negara 5. Penggunaan waktu senggang Tujuan pendidikan yang dikemukakan Herbert Spencer tersebut didasarkan atas apa yang dianggapnya paling berharga dan perlu untuk setiap orang bagi kehidupannya dalam masyarakat. Bloomcs membedakan tiga kategori tujuan pendidikan, yaitu 1. Kognitif head Tujuan kognitif berkenaan dengan kemampuan individual mengenal dunia sekitarnya yang meliputi perkembangan intelektual atau mental. 2. Afektif heart Tujuan afektif mengenai perkembangan sikap, perasaan, dan nilai-nilai atau perkembangan emosional dan moral. Tujuan afektif dibagi dalam lima bagian, yaitu a. Receiving yaitu menerima, menaruh perhatian terhadap nilai tertentu. b. Responding Merespon yaitu memperlihatkan reaksi terhadap norma tertentu, menunjukan kesediaan dan kerelaan untuk merespon, merasa puas dalam merespon. c. Valuing Menghargai yaitu menerima suatu norma, menghargai suatu norma, dan mengikat diri pada norma tersebut. d. Organization Organisasi yaitu membentuk suatu konsep tentang suatu nilai, menyusun suatu sistem nilai-nilai. e. Characterization by Value or Value Complex yaitu mewujudkan nilai-nilai dalam pribadi sehingga merupakan watak seseorang, norma itu menjadi bagian diri pribadi. 3. Psikomotor hand Tujuan psikomotor menyangkut perkembangan keterampilan yang mengandung unsur motoris. Tujuan kognitif dibagi dalam enam bagian, yaitu a. Knowledge Pengetahuan meliputi informasi dan fakta yang dapat dikuasai melalui hafalan untuk diingat. b. Comprehension Pemahaman merupakan kesanggupan untuk menyatakan suatu definisi, rumusan, menafsirkan suatu teori. c. Application Penerapan merupakan kesanggupan menerapkan atau menggunakan suatu pengertian, konsep, prinsip, teori yang memerlukan penguasaan pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam. d. Analysis Analisis yaitu kemampuan untuk menguraikan sesuatu dalam unsur-unsurnya misalnya analisis hubungan antara masyarakat dengan alam dan jagad raya. e. Synthesis Sintesis yaitu kesanggupan untuk melihat hubungan antara sejumlah unsur. f. Evaluation Penilaian yaitu penilaian berdasarkan bukti-bukti atau kriteria tertentu. Dr. Langeveld Belanda mengklasifikasikan tujuan pendidikan dalam 6 macam, yaitu 1. Tujuan umum, total atau akhir, merupakan tujuan yang paling jauh dan yang paling akhir dicapai, dan merupakan keseluruhan / kebulatan tujuan yang ingin dicapai, misalnya kedewasaan, manusia muslim sejati, manusia Indonesia seutuhnya dan sebagainya. 2. Tujuan khusus, merupakan pengkhususan dari tujuan umum yaitu pengkhususan berdasarkan usia, jenis kelamin, intelegensi anak super normal, normal, di bawah normal, bakat atau minat. 3. Tujuan tak lengkap, meliputi sebagian kehidupan manusia, misalnya segi psikologis, biologis atau sosiologis saja. 4. Tujuan sementara, hanya berlaku sementara kalau sudah tercapai tujuan yang di inginkan, maka tujuan sementara itu lalu ditinggalkan, contohnya memasukan anak ke pesantren. 5. Tujuan intermedier, merupakan tujuan perantara untuk mencapai tujuan yang pokok, contohnya memasukan anak pada pusat pelatihan kerja. 6. Tujuan incidental, merupakan tujuan yang ingin dicapai pada saat-saat tertentu, misal memberi tahu cara-cara makan yang sopan pada saat makan bersama. Tujuan pendidikan memiliki klasifikasi, dari mulai tujuan yang sangat umum sampai tujuan khusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur yang kemudian dinamakan kompetensi. Tujuan pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi empat yaitu; 1. Tujuan Pendidikan Nasional TPN TPN adalah tujuan yang bersuifat paling umum dan merupakan sasaran akhir yang harus dijadikan pedoman leh setiap usaha pendidikan, artinya setiap lembaga dan penyelenggara pendidikan harus dapat membentuk manusia yang sesuai dengan rumusan itu, baik pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan formal, informal, maupun nonformal. Tujuan pendidikan umum biasanya dirumuskan dalam bentuk prilaku yang ideal sesuai dengan pandagan hidup dan filsafat suatu bangsa yang dirumuskan oleh pemerintah dalam bentuk undang-undang. TPN merupakan sumber dan pedoman dalam usaha penyelengggaraan pendidikan. Secara jelas tujuan pendidikan nasional yang bersumber dari sistem nilai Pancasila dirumuskan dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal 3 “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bengsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. 2. Tujuan Institusional Tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikan. Dengan kata lain, tujuan ini dapat didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah mereka menempuh atau dapat menyelesaikan program di suatu lembaga pendidikan tertentu. Tujuan institusional merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan umum yang dirumuskan dalam bentuk kompetensi lulusan setiap jenjang pendidikan, seperti standar kompetensi pendidikan dasar, menengah kejuruan, dan jenjang pendidikan tinggi. Dalam Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bab V pasal 26 dijelaskan standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah umum bertujuan meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri, dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah kejuruan bertujuan meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri, dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan tinggi bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang berahlak mulia, memiliki pengetahuan, keterampilan, kemandirian, dan sikap untuk menemukan, mengembangkan, serta menerapkan ilmu, teknologi, dan seni yang bermanfaat bagi kemanusiaan. 3. Tujuan Kurikuler Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata pelajaran. Oleh sebab itu, tujuan kurikuler dapat didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam suatu lembaga pendidikan. Tujuan kurikuler pada dasarnya merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan lembaga pendidikan. Dengan demikian, setiap tujuan kurikuler harus dapat mendukung dan diarahkan untuk mencapai tujuan institusional. Pada Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 dinyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan , dan khusus pada jenjang pendidikan dan menengah terdiri atas a. Kelompok mata pelajaran agama dan ahlak mulia b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian. c. Kelompok mata pelajaran Ilmu pengetahuan dan teknologi. d. Kelompok mata pelajaran estetika. e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan. 4. Tujuan Pembelajarn/Instruksional Dalam klasifikasi tujuan pendidikan, tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional merupakan tujuan yang paling khusus dan merupakan bagian dari tujuan kurikuler. Tujuan pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki anak didik setelah mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan. Karena hanya guru yang memahami kondisi lapangan, termasuk memahami karakteristik siswa yang akan melakukan pembelajaran di suatu sekolah, maka menjabarkan tujuan pembelajaran ini adalah tugas guru. Sebelum guru melakukan proses belajar mengajar, guru perlu merumuskan tujuan pembelajaran yang harus dikuasai oleh anak didik setelah mereka selesai mengikuti pelajaran. C. Pengertian dan Fungsi Pendidikan Fungsi pendidikan merupakan serangkaian tugas atau misi yang diemban dan harus dilaksanakan oleh pendidikan Dirto Hadisusanto, dkk, 1995 57. Selain itu pendidikan mempunyai fungsi 1. Menyiapkan sebagai fungsi 2. Menyiapkan tenaga kerja dan 3. Menyiapkan warga negara yang baik. Menurut Jeane H. Balantine 1983 5-7, fungsi pendidikan bagi masyarakat meliputi 1. Fungsi sosialisasi 2. Fungsi seleksi, latihan dan alokasi 3. Fungsi inovasi dan perubahan sosial 4. Fungsi pengembangan pribadi dan social Menurut Alex Inkeles dalam Parsono dkk., 19905-15 fungsi pendidikan 1. Menindahkan nilai-nilai budaya 2. Fungsi nilai pengajaran 3. Fungsi meningkatkan mobillitas sosial 4. fungsi stratifikasi 5. fungsi latihan jabatan 6. fungsi mengembangkan dan memantapkan hubungan-hubungan sosial, 7. fungsi membentuk semangat kebangsaan 8. fungsi pengasuh bayi. Di Indonesia fungsi pendidikan diatur dalam pasal 3 UU No. 20 tahun 2003, “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa…”. Dalam kegiatan pendidikan, tujuan memiliki kedudukan yang amat penting. Lebih – lebih bila dibandingkan diantara aneka komponen lain dalam penyelenggaraan pendidikan. Sehingga dapat dikatakan bahwa semua komponen yang diadakan, serta seluruh kegiatan pendidikan yang diupayakan semua semata-mata hanyalah tertuju pada pencapaian tujuan pendidikan. Oleh karenanya, semua hal dan semua kegiatan penyelenggaraan pendidikan yang menyimpang dari pencapaian tujuan pendidikan, dianggap sebagai praktik pendidikan yang menyimpang juga. Pada bagian lain tujuan pendidikan memiliki fungsi yang amat penting pula selain penting dalam kedudukannya. Fungsi tujuan pendidikan adalah mengarahkan, memberikan orientasi, dan memberikan pedoman kearah mana pendidikan diselenggarakan sebaik-baiknya. Oleh karena pendidikan memiliki fungsi yang mat penting tersebut, maka tujuan pendidikan harus dirumuskan secara mantap oleh semua pendidikan disemua jenjang. Dengan rumusan tujuan pendidikan yang mantap diharapkan pelaksanaan pendidikan yang dilakukan tidak akan menyimpang. D. Pengertian dan Faktor Pendidikan Faktor pendidikan adalah hal yang memungkinkan terlaksananya pekerjaan pendidik, atau dapat dikatakan bahwa faktor pendidikan memuat kondisi-kondisi yang memungkinkan terlaksanya pekerjaan pendidik. Jenis-jenis faktor pendidikan yaitu 1. Faktor Tujuan Tujuan adalah batas cita-cita yang diinginkan dalam satu usaha. Semua usaha mempunyai dan diikat oleh tujuan tertentu, termasuk usaha pendidikan. 2. Faktor Alat Alat-alat pendidikan ialah segala sesuatu yang membantu terlaksananya pendidikan di dalam mencapai tujuannya baik berupa benda atau bukan benda. Alat pendidikan dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok, sebagai berikut a. Alat sebagai perlengkapan Alat sebagai perlengkapan ialah berwujud benda-benda yang nyata atau konkrit yang dipentingkan di dalam pelaksanaan pendidikan. Perlengkapan ini antara lain dapat berwujud Buku teks, perpustakaan, dan alat-alat peraga. b. Alat merupakan perencanaan pelaksanaan pendidikan Alat-alat peraga yaitu Alat-alat pelajaran secara penginderaan yang tampak dan dapat diamati. Alat-alat peraga diperlukan sekali di dalam memberikan pelajaran kepada anak untuk memudahkan di dalam memberikan pelajaran dengan jelas atau menguasai isi dan kecekatan pelajaran dengan baik. Tentunya setiap alat peraga yang mau dipergunakan disesuaikan dengan tujuan pendidikan ynag akan dicapainya, atau pelajaran yang akan diberikan kepada anak menurut kadar keperluannya saja. Sebab pemakaian alat-alat peraga yang terlalu banyak akan melambankan anak berpikir abstrak dan sebaliknya penyampaian pendidikan yang verbalistis akan membosankan anak. Alat-alat peraga bukanlah pengganti pelajaran lisan atau tertulis, namun alat-alat peraga sebagai pelengkap dan pembantu agar pelajaran lebih jelas dan betul-betul meresap pada anak. Dalam aktivitas pendidikan ada lima faktor pendidikan yang dapat membentuk pola interaksi atau saling mempengaruhi. kelima faktor pendidikan tersebut meliputi 1. Pendidik Adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami pendidikanya dalam tiga lingkungan yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan pendidik dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu a. Pendidik menurut kodrat, yaitu orang tua. Orang tua sebagai pendidik menurut kodrat adalah pendidik yang pertama dan utama. Hubungan orang tua dengan anaknya dalam hubungan edukatif yang mengandung dua unsur dasar, yaitu • Unsur kasih sayang pendidik terhadap anak • Unsur kesadaran dan tanggung jawab dari pendidik untuk menuntun perkembangan anak. b. Pendidik menurut jabatan, yaitu Guru. Guru sebagai pendidik menurut jabatan menerima tanggung jawab dari tiga pihak, yaitu orang tua, masyarakat dan negara. Tanggung jawab dari orang tua diterima guru atas dasar kepercayaan. Hal yang penting yang harus diperhatikan oleh seorang pendidik adalah kewibawaan. Menurut ada tiga sendi kewibawaan yang harus dibina yaitu 1. Kepercayaan, pendidik harus percaya bahawa dirinya dapat mendidik dan juga harus percaya bahwa peserta didik dapat dididik. 2. Kasih Sayang, mengandung dua arti yakni penyerahan diri terhadap yang disayangi dan pengendalian terhadap yang disayang. 3. Kemampuan, kemampuan mendidik dapat dikembangkan melalui beberapa cara, antara lain pengkajian terhadap ilmu pengetahuan kependidikan dan mengambil manfaat dari pengalaman kerja. 2. Peserta Didik Adalah orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Dalam pendidikan tradisional, peserta didik dipandang sebagai organisme pasif. Peserta didik dalam usia dan tingkatan kelas yang sama bisa memiliki profil materi pengetahuan yang berbeda-beda. Hal ini tergantung kepada konteks yang mendorong perkembangan seseorang. Ada empat konteks yang dapat disebutkan, yaitu a. Lingkungan dimana peserta didik belajar secara kebetulan dan kadang-kadang, disitulah mereka belajar secara tidak berprogram. b. Lingkungan belajar dimana peserta didik belajar secara sengaja dan dikehendaki. c. Sekolah dimana peserta didik belajar mengikuti program yang ditetapkan. d. Lingkungan pendidikan optimal,di sekolah yang ideal dimana peserta dapat melakukan cara belajar siswa aktif CBSA sekaligus mengimlikasikan nilai-nilai. 3. Tujuan Adalah usaha pencapaian tujuan oleh peserta didik tentang hasil praktek pendidikan baik dilingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Menurut Langeveld dalam bukunya Beknopte Teoritische Pedagogik dibedakan adanya macam-macam tujuan sebagai berikut • Tujuan umum • Tujuan tak sempurna tak lengkap • Tujuan sementara • Tujuan perantara • Tujuan insidental 4. Materi Segala sesuatu yang disampaikan pendidik kepada peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dalam usaha pendidikan yang diselenggarakan di keluarga, di sekolah, dan dimasyarakat, ada syarat utama dalam pemilihan materi pendidikan yaitu • Materi harus sesuai dengan tujuan pendidikan • Materi harus sesuai dengan peserta didik 5. Alat Adalah segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Alat pendidikan tersebut dibedakan atas yang preventif dan kuratif. Dalam pendidikan, terdapat faktor-faktor yang saling mendukung diantaranya pendidik, peserta didik, tujuan, materi dan alat. Jika semua faktor-faktor dalam pendidikan saling melengkapi, maka pendidikan akan lebih maksimal dalam pelaksanaanya. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari pembahasan mengenai tujuan pendidikan di atas, Dapat kita ketahui bahwasanya Pendidikan merupakan usaha manusia untuk meningkatkan ilmu pengetahuan yang didapat baik dari lembaga formal, non formal maupun informal dalam membantu proses transformasi sehingga dapat mencapai kualitas yang diharapkan. Agar kualitas yang diharapkan dapat tercapai, diperlukan penentuan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan inilah yang akan menentukan keberhasilan dalam proses pembentukan pribadi manusia yang berkualitas dengan tanpa mengesampingkan peranan unsur-unsur lain dalam pendidikan. Dalam proses penentuan tujuan pendidikan dibutuhkan suatu perhitungan yang matang, cermat, dan teliti agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. Oleh karena itu perlu dirumuskan suatu tujuan pendidikan yang menjadikan moral sebagai basis rohaniah yang amat vital dalam setiap peradaban bangsa. B. Saran Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Untuk mendapatkan pendidikan yang baik maka perlu adanya pemahaman terhadap dasar, tujuan, fungsi dan faktor pendidikan secara mendalam. Oleh karena itu kita sebagai tenaga pengajar pendidik harus mampu memberikan ilmu pendidikan kepada peserta didik karena sangat penting dalam proses belajar mengajar. DAFTAR PUSTAKA Drs. Dirto Hadisusanto, Pengantar Ilmu Pendidikan, 1995 59 Sanjaya, Kencana Sukardjo dan Komarudin Landasan Pendidikan. Jakarta Rajawali Pers Tirtarahardja,Umar,Sulo, Pengantar Rineka Cipta Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta Rineka Cipta Wahab, Rochmad. 2011. Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta CV Aswaja Pressindo
\nmakalah fungsi dan tujuan pendidikan
Adapunmengenai fungsi dan peranan pendidikan dalam masyarakat menurut Wuradji (1988), bahwa pendidikan sebagai lembaga konservatif mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut: 1. Fungsi sosialisasi. 2. Fungsi kontrol sosial. 3. Fungsi pelestarian budaya masyarakat. 4. Fungsi latihan dan pengembangan tenaga kerja. 5. Fungsi seleksi dan alokasi. 6.
Seorang calon pendidik hanya dapat melaksanakan tugasnya denganbaik jika memperoleh jawaban yang jelas dan benar tentang apa yang dimaksud pendidikan. Jawaban yang benar tentang pendidikan diperoleh melalui pemahaman terhadap unsur-unsurnya, konsepdasar yang melandasinya, dan wujud pendidikan sebagai sistem. Ketika semuaunsurpendidikanmengetahuiperannyamasing- masing, makainiakanmempermudahdalammenggapaitujuandaripendidikantersebut. Namun, sekedar mengetahui bukanlah hal yang dianggap akan pengaplikasian yang penuh keikhlasan adalah sesuatu yang lebih penting karena dalam mendidik dibutuhkan seorang pendidik yang tangguh dan penuh kesabaran dalam menyalurkan segala ilmu yang ia punya. Maka dari itu kita membuat makalah ini agar dapat lebih memahami fungsi dan tujuan pendidikan guru dan calon guru. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang di maksud dengan tujuan pendidikan? 2. Apa yang dimaksud dengan fungsi pendidikan? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi pendidikan 2. Untuk memenuhi mata kuliah pengantar pendidikan Pendidikan diupayakan dengan berawal dari manusia apa adanya aktualisasi dengan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang apa adanya potensialitas, dan diarahkan menuju terwujudnya manusia yang seharusnya atau manusia yang dicita-citakan idealitas. Tujuan pendidikan itu tiada lain adalah manusia yang beriman dan bertaqwa kapada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, cerdas, berperasaan, berkemauan, dan mampu berkarya; mampu memenuhi berbagai kebutuhan secara wajar, mampu mngendalikan hawa nafsunya; berkepribadian, bermasyarakat dan berbudaya. Implikasinya, pendidikan harus berfungsi untuk mewujudkan mengembangkan berbagai potensi yang ada pada manusia dalam konteks dimensi keberagaman, moralitas, moralitas, individualitas/personalitas, sosialitas dan keberbudayaan secara menyeluruh dan terintegrasi. Dengan kata lain, pendidikan berfungsi untuk memanusiakan manusia. Tujuan Pendidikan Nasional, sesuai dengan Tap MPRS No. XXVI/MPRS/1966 tentang Agama, pendidikan dan kebudayaan, maka dirumuskan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk membentuk manusia Pancasila sejati berdasarkan pembukaan UUD 1945. Selanjutnya dalam UU No. 2 tahun 1989 ditegaskan lagi bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Fungsi dan tujuan pendidikan dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2003,Bab II Pasal 3 disebutkan sebagai berikut,”Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa,bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertangggung jawab”. 1. Fungsi Pendidikan serangkaian tugas atau misi yang diemban dan harus dilaksanakan oleh pendidikan 2. Fungsi pendidikan keluarga, mengembangkan keyakinan beragama, nilai-nilai kebudayaan, nilai moral dan ketrampilan 3. Fungsi pendidikan sekolah, memberikan berbagai pengetahuan dan ketrampilan serta mengembangkan berbagai nilai dan sikap. 4. Fungsi pendidikan luar sekolah, mengembangkan pengetahuan dan kemampuan warga masyarakat untuk berperan dalam berbagai bidang kehidupan secara produktif, efisien dan efektif Menurut Havelock & Huberman 1997 25,sistem pendidikan suatu negara memiliki beberapa fungsi sebagai berikut 1. Untuk menciptakan pemahaman identitas nasional melalui pengajaran sejarah dan peristiwa-peristiwa yang terjadi. 2. Untuk memberikan bahasa percakapan dan tulis secara umum yang mungkin tidak ada orang yang mengadakan sebelumnya. 3. Untuk menanamkan seperangkat nilai-nilai sosial politik. 4. Untuk memberikan seperangkat keterampilan spesifik yang akan memungkinkan ekonomi yang seimbang dan terpadu menjadi kenyataan. Tujuan pendidikan menurut UNESCO pada 2015 ada enam tujuan pendidikan yang disepakati secara internasional untuk memenuhi kebutuhan belajar semua anak,remaja dan dewasa. Tujuan 1 Memperluas dan meningkatkan keperawatan dan pendidikan anak usia dini yang komperhensif,terutama bagi anak-anak yang paling rentan dam kurang beruntung. Tujuan 2 Memastikan bahwa tahun 2015,semua anak khususnya anak perempuan,anak-anak dalam keadaan sulit dan mereka yang termasuk etnik minoritas,memiliki akses ke pendidikan dasar lengkap,gratis dan wajib dengan kualitas yang baik. Tujuan 3 Memastikan kebutuhan belajar semua anak muda dan orang dewasa terpenuhi melalui akses yang adil terhadap pembelajaran yang tepat dan program ketrampilan hidup. Tujuan 4 Mencapai 50 persen perbaikan dalam tingkat keaksaran dewasa menjelang tahun 2015 terutama bagi perempuan,dan akses yang adil pada pendidikan dasar dan berkelanjutan bagi semua orang dewasa Tujuan 5 Menghapus disparitas gender dalam pendidikan dasar dan menengah pada 2005 dan mencapai kesetaraan gender dalam pendidikan pada 2015 dengan fokus jaminan bagi perempuan atas akses penuh dan sama pada prestasi dalam pendidikan dasar dengan kualitas yang baik Tujuan 6 meningkatkan semua akses pendidikan dan memastikan keunggulan semua sehingga hasil pembelajaran yang diakui dan terukur dicapai oleh semua,terutama aksaran,berhitung,dan ketrampilan hidup yang penting. Tujuan pendidikan menurut Havelock & Huberman 1977 35,dalam suatu sistem yang paling besar adalah sistem pendidikan ,termasuk unsur-unsur pendidikan formal dan non formal; yang bertujuan lebih baik unuk pembangunan negara secara keseluruhan melalui penyediaan tenaga kerja yang terampil untuk peranan-peranan yang beragam dan melaluipengajaran pada generasi baru mengenai tujuan –tujuan masyarakat secara menyeluruh dan alat-alat pemenuhan mereka Ivan Illich Mudyaharjo,200249 berpendapat bahwa suatu sistem pendidikan yang baik harus mempunyai tiga tujuan. 1. Memberikan kesempatan kepada semua orang untuk bebas dan mudah memperoleh sumber belajar pada setiap saat. 2. Memungkinkan semua orang yang ingin memberikan pengetahuan mereka kepada orang lain dengan mudah melakukannya,demikian pula bagi yang ingin mendapatkannya. 3. Menjamin tersedianya masukan umum yang berkenaan dengan pendidikan. Ivan Illich menekankan pada adanya kebebasan setiap orang untuk memperoleh akses pada sumber-sumber belajar yang memungkinkan mereka leluasa mengembangkan potensi dirinya guna mencapai tujuan hidup mereka. Tujuan Pendidikan Nasional di Negara Indonesia adalah untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia,yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, tangguh ,cerdas ,kreatif ,trampil ,disiplin ,beretos kerja ,profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan juga harus menumbuhkan jiwa patriotik dan mempertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan, dan kesetiakawanan sosial serta sadar pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan serta berorientasi masa depan. Iklim belajar dan mengajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan budaya belajar di kalangan masyarakat terus dikembangkan agar tumbuh sikap dan perilaku yang kreatif,inovatif, dan keinginan untuk maju GBHN,1993 95. Berdasarkan kutipan diatas,dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan secara umum adalah mengembangkann segala potensi bawaan manusia secara integral,silmutan,dan berkelanjutan agar menusia mampu melaksanakan tugas dan kewajiban dalam kehidupan guna mencapai kebahagian di masa sekarang dan masa mendatang. D. Dimensi-Dimensi Kehidupan Manusia Dimensi-dimensi kehidupan manusia antara lain 1. Dimensi religi,berkaitan dengan bagaimana manusia dapat melaksanakan ajaran agamanya ibadah yang sifat nya berhubungan langsung antara manusia dengan Tuhannya. Tujuan pendidikan di sini adalah untuk membangun kesadaran beragama,membina, dan meningkatkan pengalaman agama pada diri peserta didik sehingga menjadi manusia yang betul-betul beriman dan bertakwa kepada Tuhannya. 2. Dimensi diri-manusia self,berkenaan dengan potensi-potensi bawaan manusia yang beragam itu dapat berkembang secara optimal sehingga berkemampuan secara berkelanjutandalam melaksanakan tugas kehidupan. Jadi, tujuan pendidikan di sini adalah untuk menumbuh-kembangkan kesadaran dan pemahaman peserta didik tentang potensi dirinya dan membangun semangat untuk mengembangkan potensi diri yang memungkinkannya untuk menjadi manusia percaya diri dan mandiri. 3. Dimensi sosial, berkenaan dengan bagaimana manusia mampu membangun dan mengembangkan interaksi sosialnya,baik antara individu dengan individu maupun individu dengan kelompok. Tujuan pendidikan dalam konteks ini adalah menumbuh-kembangkan kekesadaran,kemauan,dan kemampuan peserta didik untuk berinteraksi dengan sesama peserta peserta didik,guru,dan lingkungannya keluarga dan masyarakat 4. Dimensi ekonomi, berkenaan dengan bagaimana manusia mampu meningkatkan pendapatan secara berkelanjutan guna memenuhi kebutuhan hidup yang bersifat ekonomi. Tujuan pendidikan dalam dimensi ini adalah menumbuh-kembangkan kesadaran peserta didik tentang pentingnya pengetahuan baru, ketrampilan baru, dan sikap baru serta kemauan menerapkannya dalam kehisupan sehari-hari sehingga terjadi peningkatan pendapatan, tabungan, dan modal berinvestasi untuk kepentingan dan kemajuan kehidupannya di masa depan. 5. Dimensi budaya, berkenaan bagaimana manusia memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budaya lama yang masih relevan untuk kehidupan masa sekarang dan masa pendidikan di sini adalah nilai-nilai budaya peserta didik agar mereka memiliki kesadaran dan kemauan untuk memahami dan memelihara nilai-nilai budaya yang diwariskan oleh generasi terdahulu untuk kemajuan diri,bangsa dan negaranya. 6. Dimensi politik, berkenaan dengan bagaimana masyarakat memiliki kesadaran dan kemampuan untuk mengambil bagian dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaannya mengenai berbagai kebijakan pemerintah yang berkenaan dengan kepentingan hidupnya. Tujuan pendidikan adalah untuk menumbuh-kembangkan kesadaran pada diri peserta didik tentang pentingnya keikutsertaan dalam proses dan pelaksanaan keputusan yang berkenaan dengan kepentingan hidupnya. 7. Dimensi keamanan,berkenaan dengan bagaimana suatu masyarakat memahami tentang pentingnya keamanan dalam kehidupan dan kesiapan untuk ambil bagian dalam usaha menciptakan keamanan dalam kehidupan masyarakat. Tujuan pendidikan adalah menanamkan pada diri peserta didik tentang pentingnya keamanan dan membangun kesadaran diri dan kewajiban untuk ikut menciptakan keamanan dalam kehidupan masyarakat, baik keamanan diri kesehatan/fisik dan psikologis dan harta kekayaan maupun lingkungan alam sekitar. 8. Dimensi IPTEK,berkaitan dengan bagaimana masyarakat menyadari pentingnya pemanfaatan perkembangan IPTEK untuk proses pemecahan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan pendidikan adalah menumbuh-kembangkan kesadaran peserta didik tentang pentingnya IPTEK dan kemauan serta kemampuan mendayagunakan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari. . Tujuan pendidikan antra satu negara dengan negara yang lain, antara satu masyarakat dengan masyarakat yang laiun dapat berbeda karena latar belakang, pontesi, dan falsafah bangsa dan negarannya yang berbeda. Bahkan, tujuan dan fungsi pendidikan juga berbeda di antara bangsa dan negara yang berbeda. Namun demikian, secara umum tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan pontensi bawaan manusia agar agar dapat perkembangan secara optimal dan mampu melakukan tugas dan kewajiban sebagai khalifah di bumi dan secara lebih sepesifik sebagai subjek pembangunan guna mencapai kebahagiaan hidup sekarang dan masa mendatang. Dan masa mendapat. Fungsi pendidikan adalah sebagai istrumen penting yang diperlukan untuk membantu proses menumbuh-kembangkan potensi,bakat,dan minat peserta didik secara efektif guna mencapai tujuan pendidikan yang diharapkanItulah tadi makalah tentang Tujuan Dan Fungsi Pendidikan. Silahkan klik link di bawah ini untuk mendownloadnya. Semoga makalah yang saya sampaikan diatas dapat bermanfaat bagi anda yang sedang membutuhkannya. Terimakasih
  1. ቩкምкο вևпса
    1. ዠорсαγሶջу ς ዢзፉжуρоν
    2. ግшፊξаф маπошፋπኣщ የዘи
  2. ዧицо псуш
    1. ናσаኜዩщ а θχиνесехо
    2. Ρուቩаኩухрሷ зеւоլотаки
    3. Те ыκωձутቻሥа ц
  3. Аснел հанεሤιճ еዒеጫаմ
  4. ጪугի ψ ωдоμጪгի
MenurutWikipedia, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. 3. Makalah Urgensi, Tujuan dan Fungsi Pendidikan Bagi Anak Usia DiniBAB I PENDAHULUANRendahnya mutu pendidikan masih disandang bangsa Indonesia. Hal ini dapat diminimalkan dengan mengoptimalkan pendidikan pada anak sejak dini. Pada usia 0-6 tahun anak perlu mendapat perhatian khusus karena saat inilah kesiapan mental dan emosionalnya mulai terbentuk. Penelitian terhadap Pendidikan Anak Usia Dini PAUD menunjukkan bahwa mutu pendidikan dan keberhasilan akademis secara signifikan dipengaruhi oleh kualitas masukan pendidikan, yaitu kesiapan mental dan emosional anak saat memasuki sekolah mulai belajar dan beradaptasi dengan lingkungannya sejak bayi. Hal ini dikarenakan pertumbuhan otak bayi dibentuk pada usia nol sampai enam tahun. Oleh sebab itu asupan nutrisi yang cukup juga harus diperhatikan. Para ahli neurologi meyakini sekitar 50% kapasitas kecerdasan manusia terjadi pada usia empat tahun, 80% terjadi ketika usia delapan tahun, dan 100% ketika anak mencapai usia 8-18 tahun. Itulah sebabnya, mengapa masa anak-anak dinamakan masa keemasan. Sebab, setelah masa perkembangan ini lewat, berapapun kapabilitas kecerdasan yang dicapai oleh masing-masing individu, tidak akan meningkat yang memiliki anak, tentu tidak ingin melewatkan masa keemasan ini. Berdasarkan kajian neurologi dan psikologi, perkembangan kualitas anak usia dini disamping dipengaruhi oleh faktor bawaan juga dipengaruhi faktor kesehatan, gizi, dan psikososial yang diperoleh dari lingkungannya. Maka, faktor lingkungan harus direkayasa semaksimal mungkin agar kekurangan yang ditimbulkan faktor bawaan tersebut bisa tahun-tahun pertama kehidupan, otak anak berkembang sangat pesat dan menghasilkan bertrilyun-trilyun sambungan yang memuat berbagai kemampuan dan potensi. Nutrisi bagi perkembangan anak merupakan faktor terpenting yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang terdapat enam aspek yang harus diperhatikan terkait dengan perkembangan anak antara lainPerkembangan fisik hal ini terkait dengan perkembangan motorik dan fisik anak seperti berjalan dan kemampuan mengontrol pergerakan sensorik berkaitan dengan kemampuan anak menggunakan panca indra dalam mengumpulkan komunikasi dan bahasa terkait dengan kemampuan menangkap rangsangan visual dan suara serta meresponnya, terutama berhubungan dengan kemampuan berbahasa dan mengekspresikan pikiran dan kognitif berkaitan dengan bagaimana anak berpikir dan emosional berkaitan dengan kemampuan mengontrol perasaan dalam situasi dan kondisi sosial berkaitan dengan kemampuan memahami identitas pribadi, relasi dengan orang lain, dan status dalam lingkungan orang tua juga dituntut untuk memahami fase-fase pertumbuhan anak. Fase pertama, mulai pada usia 0-1 tahun. Anak diusia ini merupakan suatu mahkluk yang tertutup dan egosentris. Ia mempunyai dunia sendiri yang berpusat pada dirinya sendiri. Dalam fase ini, anak mengalami pertumbuhan pada semua bagian tubuhnya. Ia mulai berlatih mengenal dunia sekitarnya dengan berbagai macam gerakan. Anak mulai dapat memegang dan menjangkau benda-benda disekitarnya. Ini berarti bahwa sudah mulai ada hubungan antara dirinya dan dunia luar yang terjadi pada pertengahan tahun pertama ± 6 bulan. Pada akhir fase ini terdapat dua hal yang penting yaitu anak belajar berjalan dan mulai belajar kedua, terjadi pada usia 2-4 tahun ditandai dengan anak semakin tertarik kepada dunia luar terutama dengan berbagai macam permainan dan bahasa. Dunia sekitarnya dipandang dan diberi corak menurut keadaan dan sifat-sifat dirinya. Disinilah mulai timbul kesadaran akan "akunya". Anak berubah menjadi pemberontak dan semua harus tunduk kepada ketiga, terjadi pada usia 5-8 tahun. Pada fase pertama dan kedua, anak masih bersifat sangat subjektif namun pada fase ketiga ini anak mulai dapat melihat sekelilingnya dengan lebih objektif. Semangat bermain berkembang menjadi semangat bekerja. Timbul kesadaran kerja dan rasa tanggung jawab terhadap kewajibannya. Rasa sosial juga mulai tumbuh. Ini berarti dalam hubungan sosialnya anak sudah dapat tunduk pada ketentuan-ketentuan disekitarnya. Mereka menginginkan ketentuan-ketentuan yang logis dan konkret. Pandangan dan keinginan akan realitas mulai Pentingnya Pendidikan Pada Anak Usia Dini di IndonesiaBAB II PEMBAHASAN1 Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini PAUDPendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik dan kecerdasan daya pikir, daya cipta, emosi, spiritual, berbahasa/ komunikasi, sosial. Selain itu, PAUD juga merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih Tujuan Diadakannya PAUD“Penelitian terhadap Pendidikan Anak Usia Dini PAUD menunjukkan bahwa mutu pendidikan dan keberhasilan akademis secara signifikan dipengaruhi oleh kualitas masukan pendidikan yaitu kesiapan mental dan emosional anak memasuki sekolah dasar” Widarso, 2008. Itulah yang mendasari tujuan diadakannya PAUD, yakni untuk memperlancar serta mempermudah anak untuk memasuki awal pendidikan. Sehingga anak menjadi lebih mandiri, disiplin, dan lebih mudah mengembangkan Fungsi dari Pendidikan Anak Usia DiniFungsi PAUD adalah sebagai pondasi yang kuat agar dikemudian hari anak bisa berdiri kokoh dan menjadi sosok manusia yang berkualitas. Olek karena itu PAUD penting sekali untuk diadakan, sebab pada usia anak-anak merupakan “masa emas” karena pada saat itu perkembangan otak manusia sangat cepat. Sehingga harus ada upaya pendidikan yang memadai pada masa Pendidikan Anak Usia Dini PAUD di IndonesiaRendahnya mutu pendidikan masih disandang oleh bangsa Indonesia. Hal ini disebabkan karena pendidikan anak usia dini di Indonesia jumlahnya masih relatif sedikit. Endah Kuntariyati 2007 mengatakan “Itulah sebabnya pemerintah kini mulai menggalakkan PAUD di beberapa daerah”. Namun peran pemerintah saja tidak cukup, keluargalah yang merupakan sarana utama dan pertama guna melaksanakan Pendidikan Anak Usia Dini karena mengingat batasan PAUD adalah usia anak sejak lahir hingga enam tahun. Widarso 2008 mengatakan “Adapun beberapa peran yang dapat dilakukan oleh orang tua, yaitu sebagai pengamat, manajer, teman bermain dan pemimpin”. Selain peran pemerintah dan keluarga, peran masyarakat juga sangat III PENUTUPKesimpulanDunia pendidikan di Indonesia masih terpuruk karena disebabkan oleh kurangnya pendidikan pada anak usia dini. Padahal pendidikan sejak dini sangat dibutuhkan bagi anak sebagai pondasi yang kuat agar dikemudian hari anak bisa berdiri kokoh dan menjadi sosok manusia yang berkualitas. Karena perkembangan otak anak masih cepat bila dibandingkan dengan perkembangan otak manusia Anak Usia Dini sangat perlu dijalankan di Indonesia demi kemajuan dunia pendidikan Anak Usia Dini dapat dijalankan mulai dari lembaga yang paling dekat dengan anak, yakni keluarga. Sebab keluargalah yang sangat berperan dalam pembentukan pribadi anak sejak kecil. Tentunya tidak hanya keluarga, masyarakat serta lembaga-lembaga pendidikan juga dapat berperan serta dalam mendidik anak sejak kecil. DAFTAR PUSTAKAEndah Kuntariyati. 2007. PAUD Menyongsong Kualitas Anak Masa Depan. Pendidikan Network,Online, P. Pardede. 2007. Pentingnya Mendidik Anak Sejak Usia Dini. Multiply,Online, 2008. Pendidikan Matematika pada Anak Usia Dini. Pendidikan Network,Online, pendidikanadalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.berkaitan dengan hal Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free MAKALAH PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK Tugas ke-2 Dosen Pengampu Dr. I Kadek Suartama, Oleh Putu Okta Satriani 2211031226 Kelas 1F PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2022 ii KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan kesempatan pada saya untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pendidikan Karakter Pada Anak”. Makalah dengan judul “Pendidikan Karakter Pada Anak” ini disusun guna memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Penulisan Karya Ilmiah di Universitas Pendidikan Ganesha. Selain itu, saya juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca terkait topik yang dibahas yakni bagaimana pentingnya Pendidikan karakter pada anak usia dini. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar - besarnya kepada Bapak Dr. I Kadek Suartama, selaku dosen pengampu mata kuliah Penulisan Karya Ilmiah di Universitas Pendidikan Ganesha. Dengan tugas yang diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini. Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya terima demi kesempurnaan makalah ini. Singaraja, 17 November 2022 Putu Okta Satriani 2211031226 iii ABSTRAK Pendidikan karakter pada anak merupakan upaya penanaman perilaku terpuji pada anak – anak. Baik itu berupa perilaku dalam beribadah, perilaku sebagai warga negara yang baik, perilaku berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan, dan perilaku terpuji lainnya yang bermanfaat untuk kesuksesan hidupnya kedepan. Pendidikan karakter dilaksanakan pada setiap lingkungan di mana anak berada. Khususnya di sekolah, pendidikan karakter yang di dapatkan anak di sekolah tentunya memiliki tujuan dan manfaat yang baik untuk anak di masa sekarang dan yang akan datang nantinya. Selain lingkungan sekolah, lingkungan keluarga adalah lingkungan pertama yang ditemukan anak. Dalam keluarga, peran orang tua yaitu memiliki tanggung jawab untuk menanamkan sikap – sikap yang baik pada anak. Orang tua tidak semestinya menyerahkan pendidikan karakter anak sepenuhnya kepada guru - guru di sekolah. Orang tua dan guru adalah model yang akan ditiru dan diteladani oleh anak, baik ucapan maupun perbuatannya. Penanaman karakter pada anak dapat dilakukan melalui nasihat, pembiasaan, keteladanan, dan penguatan. Oleh karena itu, semua pihak baik itu dari orang tua, guru dan juga lingkungan tempat anak tinggal memiliki perannya masing – masing dalam pembentukan karakter anak. kata kunci karakter pada anak, pembentukan karakter, pendidikan karakter. iv DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii ABSTRAK ...................................................................................................................... iii DAFTAR ISI .................................................................................................................. iv BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1 Latar Belakang ................................................................................................... 1 Rumusan Masalah .............................................................................................. 2 Tujuan ................................................................................................................ 2 Manfaat .............................................................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 3 Pengertian Pendidikan Karakter ........................................................................ 3 Konsep Dasar Pendidikan Karakter ................................................................... 3 Nilai – Nilai Pendidikan Karakter ..................................................................... 4 Prinsip Pendidikan Karakter .............................................................................. 5 Peran Pendidikan dalam Penanaman Karakter Pada Anak ................................ 6 Fungsi dan Tujuan Pendidikan Karakter ........................................................... 7 BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 8 Kesimpulan ........................................................................................................ 8 Saran .................................................................................................................. 8 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 9 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan dalam Bahasa Imggris dikenal dengan sebutan education yang dimana memiliki kata dasar educate dengan Bahasa latin educo. Educo memiliki arti mengembangkan dari dalam seperti mendidik, melaksanakan hukum kegunaan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI Pendidikan memiliki arti sebuah pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha untuk mendewasakan individu melalui upaya pengajaran, pelatihan, proses, tata cara, dan perbuatan mendidik. Jadi dengan itu, dapat diartikan bahwa Pendidikan adalah sebuah proses pengembangan diri seseorang melalui sebuah upaya pengajaran, bimbingan dan pelatihan sehingga menjadikan seseorang menjadi pribadi yang lebih dewasa. Dalam lingkup kehidupan sebuah karakter dari individu merupakan salah satu hal penting yang dimana karakter menjadi salah satu ciri khas dari individu tersebut. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI karakter diartikan sebagai sifat – sifat kejiwaan, akhlak ataupun budi pekerti. Karakter juga diartikan sebagai nilai – nilai, sikap dan juga prilaku seseorang yang dapat diterima oleh masyarakat luas seperti etis, demokratis, hormat, bertanggung jawab, dapat dipercaya, adil dan fair, serta peduli, yang bersumber dari nilai – nilai kemasyarakatan, ideologi negara, dan kewarganegaraan, nilai – nilai budaya bangsa, agama, dan etnik yang diterima oleh masyarakat Indonesia secara luas sehingga tidak menimbulkan konflik. Menurut Darmiyati Zuchdi, dkk. 2015 3 pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai – nilai perilaku karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai – nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan, sehingga menjadi manusia paripurna. Oleh karena itu karakter dijadikan sebagai nilai – nilai yang dapat diterima oleh masyarakat membutuhkan sebuah sistem penanaman agar melekat pada diri manusia sehingga dapat berperilaku yang terpuji. Sedangkan menurut Asmaun Sahlan 2013 141-142 Pendidikan karakter memiliki tujuan sebagai arah dalam pelaksanaan pendidikan di sebuah lembaga. Pendidikan karakter sangat penting di dalam kehidupan manusia khususnya anak – anak muda penerus bangsa Indonesia yang dimana sekarang ini sedang dilanda dengan banyaknya penurunan moral di berbagai Lembaga, termasuk dalam dunia pendidikan. Dengan kenyataan itulah sebuah pendidikan karakter sangat diperlukan disini. Pendidikan karakter dijadikan sebagai sebuah upaya untuk mewujudkan pembentukan karakter peserta didik khususnya sejak sekolah dasar agar memiliki akhlak mulia. Pendidikan karakter harus dilaksanakan sedini mungkin. Pendidikan karakter bisa dimulai sejak individu di usia dini yang dimana periode usia dini merupakan masa dimana sebagai landasan kehidupan manusia selanjutnya. Dengan itulah betapa pentingnya pendidikan karakter untuk anak sejak kecil yang dimana dimaksudkan untuk menanamkan nilai -nilai atau ajaran – ajaran kebaikan agar dapat menjadi sebuah kebiasaan ketika dewasa atau dijenjang pendidikan berikutnya. 2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut 1. Apa itu pendidikan karakter ? 2. Apa saja konsep dasar pendidikan karakter ? 3. Bagaimana pengelompokan nilai – nilai karakter ? 4. Apa saja prinsip dari pendidikan karakter ? 5. Bagaimana peran pendidikan dalam penanaman karakter pada anak ? 6. Apa saja fungsi dan tujuan dari pendidikan karakter ? Tujuan Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut 1. Mengetahui pengertian pendidikan karakter 2. Mengetahui konsep dasar pendidikan karakter 3. Mengetahui pengelompokan nilai – nilai karakter 4. Mengetahui prinsip pendidikan karakter 5. Mengetahui peran pendidikan dalam penanaman karakter pada anak 6. Mengetahui fungsi dan tujuan pendidikan karakter Manfaat 1. Bagi Pembaca Adapun manfaat penulisan makalah ini bagi pembaca adalah agar pembaca dapat mengetahui dan menambah wawasan mengenai pentingnya pendidikan karakter pada anak. 2. Bagi Penulis Adapun manfaat penulisan makalah ini bagi penulis adalah penulis dapat memahami dan menambah pengetahuan serta wawasan mengenai pentingnya pendidikan karakter pada anak. 3 BAB II PEMBAHASAN Pengertian Pendidikan Karakter Pendidikan karakter tersusun atas dua kata yaitu pendidikan dan juga karakter. Kedua kata ini mempunyai maknanya sendiri – sendiri. Pendidikan lebih merujuk pada kata kerja, sedangkan karakter lebih pada sifatnya. Artinya, melalui proses pendidikan tersebut, nantinya dapat dihasilkan sebuah karakter yang baik Sutrisno, 2015. Kata pendidikan sendiri merupakan terjemahan dari education, yang dimana kata dasarnya adalah educate atau bahasa latinya educo. Educo memiliki arti mengembangkan dari dalam; mendidik; melaksanakan hukum kegunaan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan yang mendidik. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan merupakan sebuah proses pengembangan diri seseorang melalui upaya pengajaran, bimbingan dan juga pelatihan sehingga menjadikan individu menjadi lebih dewasa. Dalam kamus Poerwadaminta, kata karakter diartikan sebagai tabiat, watak, sifat – sifat kejiwaan, akhlak dan budi pekerti yang menjadi ciri khas dan membedakan seseorang dengan orang lain. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI karakter diartikan sebagai watak, tabiat, pembawaan dan kebiasaan. Karakter memiliki kaitan erat dengan personality, atau kepribadian seseorang. Adapula yang mengartikan karakter sebagai identitas diri seseorang. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa karakter adalah suatu ciri khas yang dimiliki oleh seseorang yang berkaitan dengan kepribadian, sikap, tabiat, perilaku, akhlak dan budi pekerti yang dapat membedakan satu orang dengan orang lain. Menurut Fakri Gafar 2013, pendidikan karakter merupakan suatu proses transformasi dari nilai – nilai kehidupan untuk ditumbuh kembangkan ke dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang tersebut. Sedangkan Scerenko berpendapat bahwa pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai upaya yang sungguh – sungguh dengan cara mencari kepribadian positif dikembangkan, didorong, dan diberdayakan melalui keteladanan, kajian sejarah, dan biografi para bijak dan pemikir besar, serta praktik emulsi. Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, maka dapat diartikan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengajarkan tentang kepribadian, tabiat, sikap maupun akhlaq sehingga terbentuk suatu individu seperti yang diharapkan. Dapat diartikan yang dimana suatu lembaga pendidikan harus mengedepankan penanaman dan juga pengembangan nilai – nilai karakter pada peseta didiknya dalam proses pembelajaran yang kemudian dapat diterapkan ke dalam kehidupan sehari – hari perserta didik selama masa hidupnya. Konsep Dasar Pendidikan Karakter Konsep dasar pendidikan karakter tertuang dalam Permendikbud No 23 tentang Penumbuhan Budi Pekerti tahun 2015. Penumbuhan Budi Pekerti PBP bertujuan sebagai berikut 4 1. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan bagi siswa, guru, dan tenaga kependidikan. 2. Menumbuh kembangkan kebiasaan yang baik sebagai bentuk pendidikan karakter sejak di keluarga, sekolah dan masyarakat. 3. Menjadikan pendidikan sebagai gerakan yang melibatkan pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat dan keluarga. 4. Menumbuhkembangkan lingkungan dan budaya belajar yang serasi antara keluarga, sekolah, dan masyarakat. Karakter seseorang atau individu akan terbentuk bila aktivitas dilakukan berulang – ulang secara rutin hingga menjadi suatu kebiasaan, yang pada akhirnya tidak hanya menjadi suatu kebiasaan saja tetapi sudah menjadi suatu karakter dari indivitu itu. Pembentukan karakter tidak dapat dilepaskan dari keterampilan hidup seseorang. Proses pengembangan keterampilan dimulai dari sesuatu yang tidak disadari dan tidak kompeten yang kemudian menjadi sesuatu yang disadari dan kompeten. Penanaman karakter bisa dimulai dengan cara menanamkan nilai – nilai universal untuk mencapai kematangan karakter melalui penanaman cinta kasih dalam keluarga. Penanaman dan pengembangan pendidikan karakter di sekolah menjadi tanggung jawab bersama – sama. Keluarga menjadi kiblat perjalanan dari dalam kandungan sampai tumbuh menjadi dewasa dan berlanjut di kemudian hari. Sedangkan lingkungan sekolah memiliki peran sangat besar dalam pembentukan karakter anak. Peran guru tidak hanya sekedar sebagai pendidik semata, tetapi juga sebagai pendidik karakter, moral dan budaya bagi siswanya. Nilai – Nilai Pendidikan Karakter Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter haruslah bersumber dari Agama, Pancasila, Budaya dan juga tujuan pendidikan nasional Indonesia. Berdasarkan ke empat sumber nilai tersebut, teridentifikasi sejumlah nilai untuk pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai berikut ini. a. Religius. Pikiran, perkataan, dan juga tindakan seseorang di upayakan selalu berlandaskan pada nilai-nilai Ketuhanan dan ajaran agamanya masing - masing. b. Jujur. Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya baik itu dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri ataupun orang lain. c. Toleransi. Sikap dan tindakan yang saling menghargai perbedaan baik itu agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. d. Disiplin. Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan yang ada dalam kehidupan. e. Kerja keras. Perilaku yang menunjukkan upaya yang sungguh - sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. f. Kreatif. Berpikir dan melakukan sesuatu pembaharuan untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. g. Mandiri. Sikap dan perilaku yang tidak bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan hal dan tugas-tugas yang dimiliki. h. Demokratis. Cara berpikir, bersikap dan bertindak yang menilai hak dan kewajiban dirinya dan orang lain itu sama atau setara. i. Ingin tahu. Sikap dan juga tindakan yang selalu berupaya untuk menggali, mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya. 5 j. Nilai kebangsaan. Cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang dimana menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan kelompoknya. k. Nasionalis. Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, yang tinggi terhadap bangsanya. l. Menghargai karya dan prestasi orang lain. Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mempunyai sikap menghormati keberhasilan atau pencapaian orang lain. m. Komunikatif. Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain tanpa rasa canggung yang berlebihan. n. Cinta Damai. Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan nyaman atas kehadiran dirinya. o. Gemar Membaca. Kebiasaan untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebaikan bagi dirinya. p. Peduli Lingkungan. Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan melaksanakan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. q. Peduli Sosial. Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain yang membutuhkan bantuan. r. Tanggung-jawab. Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya yang seharusnya dia lakukan baik itu terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Prinsip Pendidikan Karakter Pendidikan karakter adalah segala sesuatu hal yang dilakukan guru yang mampu mempengaruhi karakter peserta didiknya. Guru membantu membentuk watak peserta didik berdasarkan prinsip – prinsip pendidikan karakter. Menurut Saiful Bahri 2015 berikut ini prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan pendidikan nilai atau karakter bangsa yaitu 1. Nilai dapat diajarkan atau memperkuat nilai – nilai luhur budaya bangsa melalui olah pikir, olah rasa, olah karsa, olah kalbu, dan olah raga yang dihubungkan dengan objek yang dipelajari yang terintegrasi dengan materi pelajaran di sekolah. 2. Proses perkembangan nilai – nilai atau karakter bangsa dilakukan melalui setiap mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. 3. Proses pengembangan nilai – nilai karakter bangsa yang dimiliki peserta didik merupakan proses yang berkelanjutan sejak peserta didik masuk dalam satuan pendidikan. 4. Diskusi tentang berbagai perumpamaan objek yang dipelajari untuk melakukan olah pikir, olah rasa, olah kalbu, dan olah raga untuk memenuhi tuntutan dan munculnya kesadaran diri sebagai ciptaan Tuhan, anggota masyarakat bangsa maupun warga negara, dan sebagai bagian dari lingkungan tempat hidupnya. 5. Program perkembangan dirinya melalui kegiatan – kegiatan rutin budaya sekolah, keteladanan, kegiatan spontan pada saat kejadian, pengkondisian dan pengintegrasian pendidikan nilai karakter dengan materi pelajaran, serta merujuk kepada pengembangan kompetensi dasar setiap mata pelajaran di sekolah. 6 Pendidikan karakter pada tingkatan sekolah mengarah pada pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol – simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah dan masyarakat sekitar sekolah. Peran Pendidikan dalam Penanaman Karakter Pada Anak Dengan perkembangan zaman yang memasuki era modern ini memacu para pendidik untuk mencetak anak – anak bangsa yang sanggup dan bisa untuk menempatkan diri di tengah arus perubahan yang cepat. Lebih dari itu, para tenaga pendidik memiliki kewajibanan untuk mendorong peserta didiknya menjadi orang – orang yang hidupnya mampu menggali makna dan memiliki akar pada nilai – nilai yang luhur, gambar diri yang kokoh dan ambisi – ambisi yang bermanfaat bagi manusia lain selain dirinya sendiri. Para pendidik harus menghasilkan peserta didik yang mandiri. Yang artinya mampu memilih berdasarkan nilai-nilai, gambaran diri yang kokoh dan ambisi yang tepat. Penanaman karakter dalam perannya dalam bidang pendidikan dijabarkan sebagai berikut 1. Pembinaan watak jujur, cerdas, peduli, tangguh merupakan tugas utama dari pendidikan. 2. Mengubah kebiasaan buruk melalui tahap demi tahap yang pada akhirnya menjadi baik. Dapat mengubah kebiasaan senang tetapi jelek yang pada akhirnya menjadi benci tetapi menjadi baik. 3. Karakter merupakan sifat yang tertanam di dalam jiwa dan dengan sifat itu seseorang secara spontan dapat dengan mudah memancarkan sikap, tindakan dan perbuatan. 4. Karakter adalah sifat yang terwujud dalam kemampuan daya dorong dari dalam keluar untuk menampilkan perilaku terpuji dan mengandung kebaikan. Penanaman – penanaman nilai karakter tersebut dapat wujudkan dan dijadikan budaya di masing – masing sekolah. Proses yang efektif untuk membangun budaya sekolah adalah dengan melibatkan dan mengajak semua pihak yang ada di lingkungan sekolah untuk bersama – sama memberikan komitmennya. Banyak nilai yang dapat dan harus dibangun di sekolah seperti nilai peduli dan kreatif, jujur, bertanggungjawab, disiplin, sehat dan bersih, dan juga saling peduli antar sesama warga sekolah. Sekolah adalah laksana taman atau tempat untuk menanam benih-benih nilai kebaikan untuk pembentukan karakter pada anak tersebut. Untuk itu, kepala sekolah, para guru dan karyawan harus fokus pada usaha pengorganisasian yang mengarah pada harapan dalam pembentukan karakter anak didiknya. Setiap sekolah hendaknya menentukan kegiatan khusus yang dapat mengikat para guru untuk melakukan kegiatan tersebut secara berkelanjutan. Berikut contoh penerapan keteladan pendidikan karakter di sekolah yang bisa diterapkan 1. Guru secara sadar datang pada jam dan pulang jam Kehadiran guru yang demikian sebagai bentuk komitmen mereka terhadap budaya yang telah berlaku di sekolah yang bersangkutan. 2. Sekolah memberikan penghargaan terhadap setiap keberhasilan, usaha, dan memberikan komitmennya. Dengan itu, semua karyawan dan siswanya akan termotivasi untuk bekerja keras, inovatif, dan mendukung perubahan. 3. Sekolah memberikan apresiasi pada saat upacara bendera pada hari senin untuk guru, karyawan dan siswa yang berprestasi. Cara yang dilakukan ini dapat 7 memotivasi setiap guru, karyawan dan siswa untuk meraih prestasi – prestasi tertentu. 4. Sekolah menerapkan Kegiatan Gotong Royong setiap satu semester yang bertujuan untuk menanamkan sikap atau rasa kekeluargaan di lingkungan sekolah tersebut. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Karakter Secara umum fungsi pendidikan karakter sesuai dengan fungsi dari pendidikan nasional, yaitu pendidikan karakter dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Berkaitan dengan itu, menurut Zubaedi ada beberapa fungsi dari diadakanya pendidikan karakter antara lain 1. Pembentukan dan Pengembangan Potensi Pendidikan karakter berfungsi membentuk dan mengembangkan potensi potensi peserta didik agar berpikiran baik, berhati baik, dan berperilaku baik sesuai dengan falsafah hidup Pancasila. Oleh karena itu, dalam konteks ini pendidikan harus mampu memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk dapat mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik sesuai dengan norma-norma yang ada. 2. Perbaikan dan Penguatan Pendidikan karakter berfungsi memperbaiki karakter peserta didik yang bersifat negatif dan memperkuat peran dari keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, dan pemerintah untuk ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam pengembangan potensi manusia atau warga negara menuju bangsa yang berkarakter, maju, mandiri, dan sejahtera. 3. Penyaring Pendidikan karakter bangsa berfungsi memilah nilai-nilai budaya bangsa sendiri dan menyaring nilai-nilai budaya dari bangsa lain yang positif untuk menjadi karakter manusia agar menjadi bangsa yang bermartabat. Sedangkan pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila. Tujuan pendidikan karakter yang diharapkan Kementerian Pendidikan Nasional adalah sebagai berikut. 1. Mengembangkan potensi nurani peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. 2. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius. 3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab pada peserta didik sebagai generasi penerus bangsa. 4. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan. 5. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan. 8 BAB III PENUTUP Kesimpulan Pendidikan karakter merupakan suatu proses transformasi dari nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan ke dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang tersebut. Pendidikan karakter pada anak merupakan upaya penanaman perilaku terpuji pada anak – anak. Baik itu berupa perilaku dalam beribadah, perilaku sebagai warga negara yang baik, perilaku berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan, dan perilaku terpuji lainnya yang bermanfaat untuk kesuksesan hidupnya kedepan. Pendidikan karakter dilaksanakan pada setiap lingkungan di mana anak berada. Salah satunya adalah di sekolah. Pendidikan karakter yang di dapatkan anak di sekolah tentunya memiliki tujuan dan manfaat yang baik untuk anak di masa sekarang dan di masa yang akan datang nantinya. Orang tua dan guru adalah model yang akan ditiru dan diteladani oleh anak, baik ucapan maupun perbuatannya. Penanaman karakter pada anak dapat dilakukan melalui nasihat, pembiasaan, keteladanan, dan penguatan. Oleh karena itu, semua pihak baik itu dari orang tua, guru dan juga lingkungan tempat anak tinggal memiliki perannya masing – masing dalam pembentukan karakter anak. Dalam pendidikan karakter pada anak ada 4 konsep dasar yang menjadi landasan pendidikan karakter untuk anak. Selain itu ada pula prinsip – prinsip yang harus diterapkan dalam proses penanaman karakter pada anak khusunya di sekolah. Begitupun juga dengan peranan pendidikan dalam proses penanaman karakter pada anak yang dimana salah satunya dengan membuat suatu aturan – aturan kecil di sekolah yang wajib ditaati untuk menumbuhkan karakter baik di dalam diri anak tersebut. Dari semua hal diatas adapun fungsi dan tujuan yang akan diperoleh dari pendidikan karakter yang dimana salah satunya adalah dapat membentuk dan juga mengembangkan dengan bakat individu yang dimiliki. Saran Dengan pentingnya pendidikan karakter untuk anak – anak usia dini dan sekolah dasar sangat diperlukan pendidikan karakter yang dimana seharusnya sudah ditanamkan sedini mungkin. Dalam pendidikan karakter sebaiknya bukan hanya guru yang berperan tetapi juga orang tua serta lingkungan sekitar ikut berperan penting dalam proses penanaman karakter pada seseorang agar menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya. 9 DAFTAR PUSTAKA Bahri, S. 2015. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Mengatasi Krisis Moral di Sekolah. TA'ALLUM. Hadisi, L. 2015. Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini. Jurnal Al-Ta'dib. Khaironi, M. 2017. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini. Jurnal Golden Age Universitas Hamzanwadi, 82. Putri, D. P. 2018. Pendidikan Karakter Pada Anak Sekolah Dasar di Era Digital. AR-RIAYAH Jurnal Pendidikan Dasar, 37-39. Zuchdi, D. 2015. Implementasi Pendidikan Karakter di SMP N 8 dan SMP N 9 Purwokerto. Jurnal Pembangunan Pendidikan. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Ningsih Zamroni ZamroniDarmiyati ZuchdiPenelitian ini bertujuan untuk menemukan dan mendeskripsikan; 1 implementasi pendidikan karakter IPK di SMP Negeri 8 dan SMP Negeri 9 Purwokerto; 2 peran kepala sekolah, guru, dan siswa dalam IPK; dan 3 aktualisasi nilai-nilai karakter dalam IPK. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode kualitatif dengan pendekatan pengumpulan data yang digunakan adalah pengamatan partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman. Berdasarkan hasil penelitian ditarik kesimpulan berikut ini. 1 Implementasi pendidikan karakter yang lakukan melalui pola kegiatan terpadu antara kegiatan intrakurikuler dan ektrakurikuler. 2 Implementasi pendidikan karakter yang dilakukan oleh kepala sekolah, guru, dan siswa mempunyai peranan yang positif dalam pembentukan kultur sekolah yang berkarakter. Peran kepala sekolah, guru, dan siswa dalam IPK diwujudkan dalam a peran kepala sekolah sebagai motivator, pemberi contoh keteladanan, pelindung, penggerak kegiatan, perancang kegiatan, pendorong, dan pembimbing; b peran guru sebagai pendidik, pengasih, dan pengasuh; dan c peran siswa sebagai subjek didik dan pelaksana kegiatan di sekolah. 3 Aktualisasi nilai-nilai karakter dalam IPK cenderung mengacu pada prinsip ABITA Aku Bangga Indonesia Tanah Airku berbasis kebangsaan dan religius yang meliputi 18 nilai karakter, yaitu a nilai religius, b kejujuran, c demokratis, d tanggungjawab, e disiplin, f peduli lingkungan, g peduli sosial, h kerja keras, i mandiri, j cinta tanah air, k semangat kebangsaan, l rasa ingin tahu, m gemar membaca, n menghargai prestasi, o cinta damai, p bersahabat/komunikatif, q toleran, dan r kreatif. 4 Terdapat persamaan dan perbedaan dalam IPK di kedua SMP tersebut, persamaannya adalah mengacu pada nilai-nilai yang ada pada prinsip ABITA, perbedaannya kalau di SMP Negeri 8 melaksanakan 12 nilai karakter dan kegiatan pelajaran sekolah setiap pagi diawali dengan baca Alquran pada jam ke-0, sedangkan SMP Negeri 9 Purwokerto melaksanakan 18 nilai karakter sesuai prinsip ABITA sebagai pilot projek Kemdikbud yang kegiatan pelajaran dimulai setiap pagi diawali dengan “Salam ABITA”, menyanyikan lagu kebangsaan, dan kegiatan kebersihan lingkungan Palupi PutriCharacter education is an application process of etiquette value and religious into the students through knowledge, the application of the values to yourself, family and each friends into the teacher, environment and also into God Almighty. The social development of the child in the age of the elementary school have increase. From the first only socialize with the family in the house and then grow up to know another people around him. The child in this age also know the digital style either in the house, friends, school and the environment. In the digital era it’s not only positive impact but also negative impact. In this case the figure of the parents, teacher and society are working to guide and watch the child to become good, excellent and have the positive aim to their selfSaiful BahriCharacter education is the deliberate effort conscious to help people understand, care about, and implement the core ethical values. It is expected that character and personality are formed by the learners themselves who long for the success of character education. Learners are expected to understand the values imparted to him, entirely without any misunderstanding at all. Integration of character education is vital in overcoming the problem of moral crisis. Thus, in the implementation of character education in schools is three methods are employed involving learning, extracurricular activities, and school Karakter Pada Anak Usia Dini. Jurnal Al-Ta'dibL HadisiHadisi, L. 2015. Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini. Jurnal Al-Ta'dib. w0ihYwF. 99 255 346 443 316 354 370 140 321

makalah fungsi dan tujuan pendidikan